CHAPTER 52 - HOPELESS

3 1 0
                                    

SECARA otomatis, Yadnom membawa Vahn menuju sang Teleporter dengan kecepatan tinggi. Serekhan menyusul di belakang menggunakan pesawat kecil ciptaan Yadseut yang tidak kalah cepat pula.

"Dia di situ," Yadnom akhirnya berkata. Tidak ada apapun di depan mereka melainkan sebuah titik putih berkilau di kejauhan. "Itu adalah kapal Nadex. Tidak sebesar kapal lain yang kita temui di perang tadi, kapal di depan hanya untuk muatan empat-enam orang saja."

"Akhirnya," tanggap Vahn seraya mengumpulkan nyali. "Tapi bagaimana kau tahu kalau di kapal itu ada si Teleporter yang kita cari?"

"Melalui pancaran energi, Tuan," jawab Yadnom. "Aku jauh lebih sensitif dalam hal itu dibanding senjata Yad lain. Lagi pula, pancaran energi orang berkemampuan dari Planet Laryon itu unik. Energi unik itu dapat terbaca dari orang-orang yang ia teleportasi ke medan perang tadi. Dan jika dibaca dengan lebih saksama, energi itu dapat terlacak ke sumbernya, yaitu ke tempat sang Teleporter."

"Semacam peninggalan jejak?"

"Itu cara termudah untuk mendeskripsikannya," Yadnom membenarkan. "Kita tinggal mengikuti jejak itu dan di sinilah kita sekarang."

Tinggal sedikit lagi. Hanya tinggal mengalahkan orang ini dan sumber masalah Higes akan selesai. Sisanya tinggal serahkan ke Xade dan Yadsendew di Vigard sana. Vahn menengok ke belakang, dan menemukan kapal yang membawa Serekhan masih mengikuti mereka. Tahan sedikit lagi ya, Pak Tua. Biarpun niatmu ikut adalah untuk membantu, tapi aku janji takkan menyulitkanmu selama berhadapan melawan musuh yang akan segera kita temui ini.

"Mereka menyadari keberadaan kita," Yadnom tiba-tiba memberitahu.

Vahn kembali menoleh ke depan, dan satu-satunya objek yang terlihat di depannya masih titik putih kecil yang tadi. Tidak membesar sama sekali.

"Kita tambah kecepatan, Tuan?" tanya Yadnom memastikan.

"Kalau kita kejar dengan kecepatan maksimum, apakah Serekhan bisa menyusul?"

"Tentu," jawab Yadnom. "Yadseut menciptakan pesawat itu dengan kecepatan yang sebanding dengan kita."

Vahn mengangguk yakin. "Kalau begitu, ayo! Kecepatan maksimum, Yadnom!"

Sang senjata Yad pun melakukan yang diperintahkan. Vahn merasakan momentum bertambah drastis pada bagian pendorong udara di kedua telapak tangan dan kakinya, hingga tanpa butuh waktu lama, titik putih itu membesar menjadi sebuah kapal sebesar alat berat crane lima puluh ton yang pernah Vahn lihat di Bumi.

Berbeda dengan kapal Nadex lain yang jauh lebih besar dan berwarna hijau, kapal di depan Vahn ini berwarna abu-abu. Bentuknya akan persis balok sempurna, andai tiap sudutnya tidak tumpul dan tidak ada dua sayap di sisi kanan dan kiri sebagai penyeimbang jika kapal melaju dengan kecepatan tinggi.

"Kita harus masuk ke dalam," kata Yadnom.

Seolah mendengar rencana itu, dua laras besar mencuat dari bagian belakang kapal dan mulai menembaki Vahn dengan laser-lasernya.

Yadnom mampu membawa Vahn menghindari tembakan demi tembakan dari musuh. Kapal musuh melakukan manuver berkali-kali, akan tetapi Vahn dan Yadnom tetap bisa dengan mudah selamat dari serangan itu.

Lagi-lagi, Vahn menoleh ke belakang. Ia melihat kapal kecil buatan Yadseut juga mampu meliuk-meliuk membawa Serekhan selamat dari tembakan.

Tapi dengan guncangan-guncangan seperti itu, apakah dia akan baik-baik saja? batin Vahn khawatir membayangkan kembali wajah lemah Serekhan yang menerima semua perasaan buruk yang Vahn derita.

The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang