Chapter 220 CDNBB : Berawal dari Pulpen

465 44 28
                                    

Cinta & Dendam di Negeri Big Ben

Bahasa : Indonesia (60%), Melayu (30%) dan Inggris (10%)

Narator : Elsa Florencia

No Power (Kuasa) in this Story

---------------------------------------

Di Jalan Utama London, seorang gadis sedang terburu-buru dengan menggunakan sepeda kesayangannya berwarna merah muda. Hiruk pikuk para warga London memadati kawasan Jalan Utama. Ada yang berjalan kaki, naik sepeda, bahkan hingga motor listrik pun juga memadati kawasan Jalan Utama London. Hari Minggu menjadi hari "Car Free Day" bagi seluruh warga London sehingga tidak ada kendaraan asap bermotor ataupun kendaraan bersuara nyaring atau memekakkan telinga. Wajah sang gadis menujukkan rasa khawatir yang luar biasa, tetapi para warga tidak menyadari ekspresi dari gadis itu. Mereka semua menganggap gadis itu hanya sedang berolahraga di hari CFD. Sang gadis juga tidak mempedulikan tatapan mengintimidasi dari para warga London. Yang terpenting baginya adalah sampai ke tempat tujuan tanpa terlambat sedikitpun.

??? : "Alamak... Aku terlambat..! Seharusnya aku tidak kesiangan! Ini semua karena Adik aku! Apesal dia tak bangunkan aku?! Udah gitu berangkat duluan! Ish...! Geramnyaaa....."

Sang gadis terus menerus mengoceh hingga bibir sang gadis dipenuhi oleh cairan saliva yang berasal dari dalam mulutnya dan warna lipstik di bibirnya menjadi luntur terkena air lengket dan bening itu. Sepeda yang ia kayuh pun juga menjadi sasaran pelampiasan kekesalan sang gadis itu.

Waktu menunjukkan pukul 08:07 Waktu Inggris dan suasana pagi menyelimuti tempat tujuan dari sang gadis. Sebuah toko kue yang berada di kawasan Jam Big Ben sedang dipenuhi para pelanggan yang ingin membeli kue buatan di toko itu. Toko kue dengan papan reklame bertuliskan "Nisa Cakes" menjadi satu-satunya toko yang menjual aneka macam kue khas Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Tetapi bukan hanya kue dari Asia Tenggara, melainkan kue dari berbagai jenis di seluruh dunia. Kaca jendela besar pada toko itu menunjukkan kue ulang tahun bertingkat tujuh berwarna putih dan hijau emerald yang menjadi barang pesanan seseorang dari kalangan bangsawan. Sang gadis melihat kerumunan yang berada diluar toko kue itu dan menyandarkan sepedanya di tempat khusus parkir sepeda. Para pelanggan melihat kedatangan gadis itu dan menghampirinya dengan perasaan sedikit marah dan kekesalan karena waktu mereka telah terbuang hanya untuk menunggu sang gadis.

Warga London 2 : "Akhirnya anda datang juga! Kami semua menunggu anda disini selama 1 jam! Waktu kami terbuang percuma gara-gara anda!"

Warga London 5 : "Mbak Nisa! Kenapa anda datang terlambat nih...? Kami semua penat menunggu anda!"

Warga London 8 : "Jam makan pagi saya jadi terbuang sia-sia deh!"

Gadis bernama Nisa Septiani yang menjadi pemilik toko kue itu berusaha menenangkan para pelangan setianya yang mulai marah karena keterlambatannya membuka toko kuenya. Para Pegawainya pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kewenangan membuka dan menutup toko kue adalah tugas dari sang pemilik toko itu sendiri.

Nisa Septiani : "Baik! Baik! Saya janji! Saya tidak akan mengecewakan para pelanggan setia saya! Mohon untuk semuanya agar menepi karena saya akan membuka toko ini! Sekali lagi maafkan atas keterlambatan saya! Saya tidak akan mengulangi lagi kejadian seperti ini!"

Para pelanggan setia menyingkir dari jalan mereka karena menghalangi langkah dari sang gadis pemilik toko kue "Nisa Cakes". Nisa melangkah kearah pintu tokonya dan membuka pintu untuk para pelanggan setianya, pegawai dan sang gadis. Kue-kue beraneka jenis hinggap di dalam toko itu. Dari kue berjenis Red Velvet, Tiramisu, Brownies, hingga kue berjenis "Luxury" ada di dalam toko kue Nisa. Mata para pelanggan tertuju pada kue-kue khas Asia Tenggara yang sangat unik dan jarang terlihat di Kota London.

Trio Evil 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang