14. Topeng Pangeran (2)

543 82 7
                                    

Pertanyaan Juan membuat Eisa memelototkan mata. Eisa menutup mulutnya sendiri dengan salah satu tangan. Setelah itu, dia menundukkan kepala sembari merutuki apa yang bibirnya katakan. Sejak kapan dia merasa kesal dan cemburu pada Giselle? Bukannya dia tadi tak peduli dengan suami ini?

Eisa berdecak, dan menepuk perutnya satu kali. Dia berkomentar, "Pasti ini gara-gara bayi s*alan ini! Karenamu, moodku berubah-ubah dan aku semakin sensitif!"

Juan yang melihat Eisa menepuk perutnya, langsung menahan tangan Eisa. "Sudah, sudah  maafkan aku. Lain kali aku akan meminta izin atau bahkan tidak membuatmu cemburu lagi. Jadi, jangan salahkan bayi kita."

"Hah? Cemburu kau bilang? Juan, aku sama sekali tidak merasa cemburu. Ini... ini... ini hanya... hanya... hanya... " Eisa tergagap, dan tiba-tiba wajah Juan mendekat ke arahnya. Juan menyipitkan mata, dan meneliti wajah Eisa dari bawah hingga ke atas, sampai Eisa memalingkan wajahnya ke arah lain.

Juan menarik sudut bibirnya ke atas. Dia mengulang ucapan Eisa, "Gugup, pandangan berpaling, dan suara bergetar. Eisa kau tak perlu berbohong segala."

"Aku... aku tidak berbohong! Aku memang tidak cemburu tak jelas seperti itu!" jelas Eisa.

Juan menyentuh wajah Eisa, dan menangkupnya sampai bola mata keduanya bertemu. Pria itu menarik sudut bibirnya ke atas, sembari mengusap pipi wajah sang istri. Detak jantung keduanya bertumpang diri, bersamaan dengan deru napas yang saling bersahutan.

Meskipun Eisa sudah berulang kali merasakan sentuhan Juan. Namun, sentuhan sebelum dan sesudah menikah, memiliki perbedaan rasa. Dulu, saat Juan menggendong dan mengajaknya bercinta di atas ranjang, Eisa terkadang merasa takut ketahuan, meskipun dia menikmatinya sepenuhnya. Hanya ada nafsu di mata Eisa.

Lalu setelah menikah, Eisa merasa semua dunia mendukung keduanya untuk saling merasa dengan tenang tanpa gangguan. Eisa tak perlu takut ketahuan lagi, karena Juan sudah mengetahui identitasnya aslinya. Sorot nafsu pada mata Eisa juga berganti menjadi sorot mendamba kasih sayang sang suami. Entah sejak kapan, Eisa terbiasa dengan belaian Juan.

Namun, ketika Juan memalingkan wajahnya ke arah lain, tak berniat mengusapnya sedikit saja. Timbul keinginan yang mendamba-damba, di pikiran apalagi hati Eisa. Lalu Eisa yang mengalami hal ini pasti akan menyalahkan anak di dalam kandungannya. "Ini... ini karena anak ini, bukan aku," jelas Eisa dengan mata berkaca-kaca.

Sudut bibir Juan malah melengkung ke atas. Pria itu mendaratkan bibirnya di bibir Eisa sebentar, lalu berkata, "Jangan cemburu. Lagi pula aku hanya menolong karena rasa kemanusiaanku. Meskipun wanita itu pernah ada di hatiku, tapi sekarang kau yang memilikiku."

"Kita sudah menikah, dan wanita itu tak akan pernah mendapatkan apa yang kau dapatkan dariku. Seperti ini," ucap Juan, kemudian menutup kelopak matanya, dan menarik pinggang Eisa untuk mendekat ke arahnya.

Lagi-lagi Juan dan menggerakkan bibirnya di atas permukaan bibir Eisa. Lalu Eisa yang tak bersiap-siap melayani bibir sang suami hanya bisa bergerak pelan, menyesuaikan diri karena Juan selalu ingin mendominasi dirinya. Setiap gerakan Juan pada bibirnya, membuat Eisa melupakan beberapa hal yang terjadi tadi.

Kelopak mata Eisa ikut tertutup, dengan tangan melingkar di leher Juan. Dia menarik Juan untuk semakin memilikinya, sekaligus membuka mulut membiarkan Juan menjelajahi isi mulut sang istri. Keduanya terus memanggut bibir satu sama lain. Dari gerakan lembut, sampai tak sabaran, hingga Eisa tak bisa menahan napasnya lebih banyak lagi.

Wanita itu meminta Juan berhenti, lewat remasan di kemejanya. Setelah itu, Eisa menarik dan mengeluarkan napasnya dengan dada naik turun. Lalu Juan yang melihatnya hanya bisa tersenyum, dan mengusap pipi sang istri. Dia menawarkan, "Eisa, apa kau mau menghabiskan malam pertama di sini bersamaku sampai pagi?"

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAMAFIA  [Junhao] RepublishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang