"Aku sedang mengandung anak Juan," balas Eisa.
Terjadi keheningan beberapa detik, setelah Eisa memotong ucapan Vio dengan sebuah fakta. Eisa tampak tenang, sembari mengusap lembut perutnya yang mulai menonjol. Sementara Vio diam-diam membuka lebar kelopak matanya, begitu pula dengan mulutnya yang terbuka lebar.
Sebelum Eisa melihat keterkejutannya, Vio berdecak sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan. Wanita itu mengusap poni rambutnya, dan meremas keningnya beberapa saat. "Tidak. Itu tidak mungkin, kau pasti sedang bercanda."
Tawaan hambar keluar dari mulut Vio. Vio menepuk-nepuk bahu Eisa, sembari tersenyum meremehkan. Lalu Eisa hanya diam tanpa suara, dengan telapak tangan menyentuh perutnya sendiri. Dia menunggu Vio menyadari kebenarannya sendiri, meskipun tahu kupingnya pasti akan dua kali lebih panas setelah Vio tahu kehamilannya.
Vio tertawa, Eisa terdiam. Sampai tawaan Vio berhenti, digantikan dengan kening mengernyit. Vio diam-diam menatap ke perut Eisa, kemudian meneguk ludahnya sendiri. Dia baru sadar, jika perut rata saat keduanya pertama kali bertemu. Kini sudah digantikan dengan perut yang sedikit lebih besar, padahal tubuh Eisa kurang berisi.
"Astaga. Ti... tidak mungkin! Kau dan Juan baru menikah beberapa hari lalu! Mana mungkin kau langsung mengandung begitu saja! Jangan-jangan... sebenarnya itu bukan bayi Juan?!" tebak Vio.
Eisa menarik dan mengeluarkan napas panjang. Matanya melirik ke arah taman rumah Juan, kemudian mendongakkan kepalanya ke atas. Dia tersenyum, melihat langit berwarna biru yang dihiasi awan-awan berwarna putih. Setelah itu, Eisa menjawab, "Seperti katamu, Juan sangat bertanggung jawab. Jika ini bukan anaknya, tak mungkin dia mau menikahiku."
Vio kembali menutup mulut dengan telapak tangannya. Dia baru menyadari saat beberapa hari lalu, pernikahan dilaksanakan secepat mungkin, tanpa ada persiapan dan rencana sebelumnya. Semuanya dilakukan tanpa banyak bicara, dan tanpa banyak pemberitahuan. Sehingga Vio tak tahu kebenaran sebenarnya.
"Mana mungkin Juan sanggup menyentuh wanita lain, selain Giselle. Ini bukan seperti Juan yang biasanya. Aneh," gumam Vio tak mengerti.
Jika tadi Vio yang memberikan tepukan di bahu Eisa. Maka sekarang, Eisa yang memberikannya tepukan di bahu. Wanita itu berbisik, "Sebenarnya, aku tak boleh memberitahukan kehamilanku ini pada sembarang orang. Apalagi wanita penggosip sepertimu."
"Tapi karena kau selalu salah menebak kejadian sebenarnya, aku ingin memberitahumu kenyataan yang ada."
"Bayi yang kukandung adalah bayi Juan. Dan... jika perutku lebih besar... mungkin saja ada dua anak di dalam sini," bisik Eisa sembari mengusap lembut perutnya.
Setiap kata yang ingin Vio ucapkan, langsung dia tarik setelah mendengar ucapan Eisa. Vio tak ingin percaya, tetapi setiap hal yang sudah terjadi di rumah ini membuatnya terpaksa percaya. Apalagi ketika melihat kamar bayi bari yang sudah disiapkan. "Astaga. Dia benar-benar sedang mengandung?! Itu bahkan sebelum menikah dengan Juan? Mereka... mereka... mereka menghabiskan malam pertama sebelum menikah?!"
"Pantas saja keduanya tak ada di kamar saat malam pertama berlangsung!" ucap Vio sembari menghentakkan kakinya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMAFIA [Junhao] Republish
FanficCita-cita Eisa adalah menjadi seorang mafia disegani seperti sang Ayah. Namun, dia malah mengandung anak dari pewaris manja, yang sering dirisak saudaranya. Karena Eisa mengandung sebelum menikah, Eisa akhirnya diusir sang Ayah. Sementara orang yang...