Prolog

523 278 67
                                    

Suara sirine polisi, berhasil membuat kekacauan di sebuah arena balapan liar, banyak orang-orang berlarian agar terhindar dari polisi, ditambah suasana yang cukup gelap membuat orang-orang menjadi semakin sulit untuk berlari. Bahkan ada beberapa diantara mereka yang sudah tertangkap polisi.

Namun berbeda dengan seorang gadis yang memilih bersembunyi di balik drum-drum bekas yang tersusun didekat arena balapan tersebut, sesekali ia mengintip untuk melihat situasi, yang ternyata masih terlihat ricuh terdengar suara pistol yang beberapa kali ditembakkan, dan ketika itu ia melihat seorang laki-laki yang sedang terengah-engah mencoba berlari agar terhindar dari kejaran polisi.

Gadis itu mencoba memincingkan matanya untuk melihat laki-laki itu, jika diamati secara seksama sepertinya laki-laki itu seumuran dengan nya. Gadis itu terus mengamati lelaki yang sedang berlari tersebut ketika lelaki itu mulai mendekat kearah drum yang menjadi tempat persembunyian nya, gadis itu langsung menariknya sehingga membuat laki-laki itu menimpa tubuhnya, dan membuat tatapan mereka beradu, bahkan terasa hembusan nafas dari satu sama lain.

Selang beberapa menit gadis itu pun memalingkan wajahnya, namun laki-laki itu terus menatapnya tajam.

"Lo siap-" ucap lelaki tersebut dan langsung terjeda karena gadis itu segera membekap mulutnya.

Dari celah drum-drum tersebut gadis itu dapat melihat bahwa ada salah satu polisi yang mendekat kearah mereka, jadi dengan terpaksa ia membekap mulut laki-laki itu.

Gadis itu mencoba memejamkan matanya sambil menahan nafas selain takut ketahuan oleh polisi, jujur gadis itu juga sangat canggung dengan posisi nya bersama seorang laki-laki yang dihadapannya ini.

Tanpa diketahui laki-laki itu tersenyum dibalik masker hitam yang digunakan nya, lelaki itu mencoba membenarkan posisinya, ia tahu gadis dihadapannya ini pasti tidak merasa nyaman.

Begitu juga dengan gadis itu yang langsung bangkit dari posisinya, karena melihat keadaan sudah mulai aman para polisi juga terlihat sudah pergi dari tempat tersebut, ia pun segera berjalan meninggalkan laki-laki itu.

Namun tarikan tangan membuatnya berhenti melangkah, ia pun melihat siapa yang menariknya ternyata laki-laki tadi.

"Apa?" Tanya gadis tersebut

"Thanks udah nyelamatin gue" ucap laki-laki itu

"Hmm, gue pergi" jawabnya kemudian, dan langsung meninggalkan laki-laki yang masih berdiri disana.

"Gue baru pertama liat cewek itu disini, dan gue gak tau apa yang terjadi setelah hari ini" ucap laki-laki tersebut

🍁🍁🍁

Gadis itu baru saja tiba di rumahnya padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, ia berjalan menuju ke lantai atas dimana kamarnya berada. Kaki jenjang nya mulai menaiki tangga, wajahnya nampak terlihat kelelahan, rambutnya ia cepol secara asal seakan membuat kecantikan nya bertambah. Ketika hampir sampai dilantai atas, suara pria paruh baya berhasil menghentikan langkahnya

"Darimana saja kamu?" ucap Vano pria paruh baya tersebut, dengan suara baritonnya

"Kok ayah belum tidur?" Jawabnya mencoba mengalihkan topik pembicaraan

"Jawab pertanyaan ayah" ucap Vano tegas

"Rumah temen yah" bohongnya kemudian

Vano memperhatikan penampilan anaknya yang serba hitam dari mulai sepatu sneakers, celana jeans, dan jaket kulit semuanya berwarna hitam, terkecuali baju kaos putih yang terlapis oleh jaket.

Melihat tatapan ayahnya yang seakan mengintimidasi, membuat gadis itu gelagapan sendiri, ia tidak bermaksud berbohong kepada ayahnya hanya saja jika gadis itu berbicara jujur bahwa dirinya sudah pergi ke tempat 'tersebut' pasti ayahnya akan marah besar.

"Sudahlah yah, lagian sekarang aku sudah pulangkan" ucap gadis itu berusaha menghindari permasalahan

Namun tiba-tiba saja seorang wanita keluar dari kamar dan menghampiri Vano "Aduh mas ada apa sih, kok dari tadi aku dengar kayak ada yang ribut-ribut" Ucapnya

Gadis itu memutar kedua bola matanya jengah, ia tidak suka pada perempuan yang berstatus sebagai mamah tirinya itu

"Almi Sayang, kok jam segini baru pulang sih" timpal Sandra pada gadis itu

"Saya gak punya urusan dengan anda" balasnya pada Sandra

"ALMII berhenti bersikap seperti itu" bentak Vano

"Sudahlah Almi capek mau tidur" ucapnya dan langsung masuk menuju kamar.

Didalam kamar, Almi langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur berukuran single size yang hanya cukup untuk dirinya saja.

"Bunda dimana sih, kok bunda tega tinggalin Almi, bunda tau gak sekarang ayah udah nikah lagi, ayah juga sekarang jarang ada waktu buat Almi, Almi kangen bunda" ucap Almi bermonolog

Dan tak lama kemudian matanya mulai terpejam masuk kedalam alam mimpi.

.
.
.
.
.
.
.

Hidup itu selalu penuh dengan kejutan
Kita tidak pernah tahu skenario terbaik apa yang akan kita dapatkan setelah pahitnya kehilangan.
Entah dipertemukan, ditemukan atau menemukan.
Satu hal yang pasti hidup akan terus berjalan, dan kita mesti bertahan.

_Almika🍁

.
.
.
.

---
Jangan lupa kasih vote ⭐😘😗

ALMIKA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang