Bab 12

82.5K 3K 3
                                    

Vote dulu yuk, bagi yang belum. Wkwkwkwk

.
.
.



Posisi Keyra masih tetap sama yaitu berada di atas meja, tetapi tepat di bawah Farren yang itu artinya Farren masih sibuk menggempurnya habis-habisan. Seingat Keyra, dia telah mendapatkan klimaks dua kali, semuanya atas kendali Farren. Sedangkan Farren sudah satu kali mendapatkan klimaksnya. Kali ini Farren dengan gagahnya menggempur Keyra untuk mendapatkan klimaks keduanya.

Terlalu lama dalam posisi setengah tertidur di atas meja membuat Keyra sedikit pusing. Bukan sedikit, tapi benar-benar pusing. Kalau bukan karena kenikmatan yang diberikan Farren mungkin saja Keyra sudah berontak minta berhenti.

"Farren!" desis Keyra saat Farren mengangkat satu kaki Keyra ke pinggang laki-laki itu, sedangkan satu kakinya yang lain dibiarkan menapak di lantai.

"Ya, Tuhan!" desis Farren saat miliknya terasa semakin mengeras di dalam Keyra. "Key! Key! Ah! Astaga!"

Keyra menggeleng-geleng cepat, sama cepatnya seperti gempuran yang Farren lakukan. Sepertinya laki-laki itu memiliki banyak sekali cadangan energi hingga mampu menggempurnya setelah satu jam lebih. Keyra yang sejak tadi hanya pasrah menerima kenikmatan tetap merasa kelelahan, lalu bagaimana dengan Farren yang memberi dan mencari kenikmatan?

"Jangan di dalam!" cegah Keyra ketika dirasa milik Farren akan menyembur ke dalam.

Merasa tak ada jawaban dari Farren, Keyra berinisiatif untuk mendorong laki-laki itu dengan sisa tenaganya. Namun, justru apa yang dia lakukan itu sia-sia. Farren dengan beraninya menekan Keyra semakin dalam dan mendorong miliknya hingga benar-benar masuk lalu menyemburkan isinya ke dalam.

Begitu mencapai pelepasan, Farren ambruk di atas tubuh Keyra. Napasnya tersengal-sengal, namun bibirnya tetap tersenyum puas. Berbeda sekali dengan Keyra yang kini memejamkan mata meresapi sisa kenikmatannya.

"Astaga, Key ...," gumam Farren setengah sadar.

"Dasar!" desis Keyra kesal.

Sejujurnya Keyra sudah mengingatkan Farren untuk tidak membuang cairannya di dalam tubuh Keyra, tapi memang laki-laki itu bandel dan tidak mau menurut, Keyra merasa ingin sekali menjitak kepala laki-laki itu. Namun, apa daya kalau saat ini Keyra merasa sangat tidak bertenaga.

Tanpa aba-aba sebelumnya, Farren mengangkat tubuh Keyra ke sofa yang ada di dekatnya. Keyra berada dalam posisi duduk di pangkuan Farren dengan kepalanya yang bersandar pada bahu laki-laki itu.

"Luar biasa," bisik Farren syarat akan kepuasan.

"Kamu nggak dengar tadi aku bilang apa?" lirih Keyra. "Aku bilang jangan buang di dalam."

Mendengar suara lemah Keyra, lantas membuat Farren bangga akan kehebatannya yang mampu membuat Keyra tepar, lantaran mendapatkan kenikmatan yang tiada tara darinya. Bukannya khawatir, jujur saja Farren merasa bangga.

"Maaf," jawab Farren kalem, "maaf ya, aku benar-benar nggak bisa menahan diri aku sendiri tadi."

"Kalau aku hamil gimana? Selama ini kamu selalu buang di dalam."

"Bukan buang di dalam. Justru aku melakukan hal yang tepat. Benihku nggak boleh berceceran di lantai karena tempatnya hanya milik kamu."

"Astaga ...."

Farren tertawa pelan. Rasanya sangat menyenangkan bisa mengobrol dengan situasi seperti ini, mengobrol tanpa menyebabkan tekanan darah tinggi. Farren berharap untuk ke depannya akan lebih baik lagi. Farren berharap untuk ke depannya, tanpa harus diminta lebih dulu, Keyra mau berinisiatif menawarkan diri. Pasti akan sangat menyenangkan kalau Keyra menyerangnya duluan.

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang