Bab 39

44.8K 2.3K 49
                                    

Lohaaaaaa
Yuks jangan lupa.
Vote, komen dan follow
Sorry typo
Happy reading
____________________________
.
.
.

Menikah dengan Keyra adalah keinginan terbesar Farren saat ini. Semuanya sudah Farren persiapkan. Mulai dari lamaran dan pesta pernikahan. Namun, semua angan-angannya langsung terpatahkan saat Juwita jatuh sakit. Seharusnya lamaran dalam waktu dekat sudah Farren persiapkan, namun terpaksa harus diundur dulu sampai kondisi Juwita membaik.

Perjalanan dari apartemennya menuju kediaman keluarga Keyra hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Itu pun bisa lebih cepat lagi jika naik motor. Tetapi Farren tak ingin cepat-cepat sampai. Kondisi dirinya yang sedang gugup membuatnya takut untuk bertemu kedua orang tua Keyra.

"Tangan kamu gemetar," celetuk Keyra.

Farren menoleh langsung, dia menyandarkan punggungnya dengan berpura-pura santai. "Bukan gemetar, tapi memang lagi bergoyang," kilahnya.

Kening Keyra mengernyit bingung. "Tangan kamu bergoyang? Maksudnya joget?"

"He'em."

"Aku baru tau kalau kamu senang bergoyang. Di tangan pula."

Farren menoleh sambil tersenyum. "Mana mungkin kamu baru tau kalau semalam tangan aku bergoyang terus."

"Oh, ya? Kapan? Aku nggak lihat."

"Itu, waktu kita lagi ehem-eheman."

Mendengar jawaban Farren yang tak masuk akal membuat Keyra refleks menjewer telinga lelaki itu. Rupanya benar, pikiran laki-laki itu tidak jauh dari masalah itu. Terkhusus Farren maksudnya.

"Nggak nyambung!" sembur Keyra dengan pipi memerah.

Melihat respon Keyra yang malu-malu membuat Farren semakin gencar menggoda perempuan itu. "Aku paling senang bergoyang lho, Key."

Keyra mendelik. "Kamu mau bicara apalagi?"

"Itu, masalah bergoyang."

Keyra menarik napas dalam-dalam. "Bergoyang apa maksud kamu?"

"Bergoyang di ranjang sama kamu. Aku paling senang."

PLAK

"Astaga naga! Sakit, Key! Kamu seneng banget sih KDRT sama aku."

Keyra melotot. "KDRT apa? Memangnya kita lagi berumah tangga?"

"Memang belum. Tapi, kan segera!"

Keyra mengalihkan pandangannya. Membahas masalah rumah tangga dengan Si Mesum itu membuat Keyra salah tingkah sendiri. Apa jadinya kalau dia benar-benar menjadi istri Si Mesum itu? Keyra yakin dalam hitungan hari dirinya sudah tekdung.

Masalah tekdung, Keyra tak yakin kalau Farren sudah memikirkan masalah anak. Hm, mungkin Farren akan menjawab nanti jika sudah ditanya kapan akan memiliki anak. Keyra sih tidak masalah, selama dia memiliki suami yang siap menafkahi dan melindunginya, hamil secepatnya pun Keyra tak masalah.

"Farren."

"Hm?"

"Masalah lamaran yang kam—"

"Aku minta maaf untuk itu," potong Farren. Lelaki itu menatap Keyra sekilas sebelum kembali fokus pada jalanan di depannya. "Tadinya aku pikir mau melamar kamu secepatnya, tapi kondisi mama yang tiba-tiba jatuh sakit mau nggak mau aku harus menunda rencana itu."

Keyra mengangguk pelan. "Namanya juga sakit. Kita nggak akan tau."

"Tapi, aku benar-benar minta maaf lho sama kamu."

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang