Bab 22

60.1K 2.8K 7
                                    

Cusss di vote dulu 😚
Sorry typo
Happy reading
————————————————
.
.
.

Keyra tidak pernah menyangka bahwa keputusannya datang ke apartemen Farren bisa membuatnya jantungan. Menerima sikap lembut Farren saat ini cukup membuatnya lemas tak berdaya. Mungkin memang benar kalau dia sudah termakan rayuan lelaki itu. Dan Keyra tak menyangkal sama sekali kalau dia sudah terpesona oleh karisma lelaki itu.

Ibaratnya, bila dia sebuah tanaman maka saat ini kuncup bunganya sudah terlihat. Hanya tinggal menunggu kapan bunga itu akan mekar dan menampakkan kecantikannya. Kalau memang itu terjadi maka Farren sudah berhasil menaklukkannya.

Keyra tidak munafik, jujur saja dia menyukai lelaki itu. Bayangkan saja, siapa yang tidak menyukai lelaki mapan seperti Farren, usianya sudah matang, wajahnya pun memiliki nilai ketampanan di atas rata-rata. Belum lagi mulut lelaki itu yang manis bila berkata-kata. Mungkin kekurangan yang dimiliki lelaki itu di mata Keyra hanya satu, yaitu kurang ajar.

Mengingat hal itu justru semakin membuat Keyra tak mampu berkata-kata lagi. Teringat jelas perjumpaan mereka di awal itu, awal mula cerita mereka dalam membangun sebuah hubungan, kisah mereka yang tanpa pikir panjang berbuat dosa, dan masih banyak lagi ketidakbenaran yang telah mereka lakukan.

Satu kesimpulannya, dejak awal pun Keyra sudah berhasil ditaklukkan oleh Farren.

"Wine, mau?"

Melihat lelaki itu menawarkan segelas minuman mahal tak membuat Keyra mengiyakan langsung. Dia justru lebih fokus mengagumi ketampanan lelaki itu. Mungkin bila lelaki itu menjadi seorang ayah, maka gen tampan lelaki itu akan diturunkan kepada anaknya. Keyra membayangkan bila mungkin anak-anaknya nanti akan memiliki gen keturunan Farren, bukankah itu luar biasa?

Astaga!

Keyra buru-buru menggelengkan kepalanya. Bahkan, untuk memikirkan masalah itu masih sangat jauh. Mengingat hubungan mereka saat ini yang masih tidak jelas.

"Key, kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa."

"Mau minum apa?"

"Nggak usah. Aku masih kenyang."

Farren tersenyum lembut. "Aku tawari kamu minum, bukan makan."

"Tetep aja kenyang. Kan ujung-ujungnya masuk ke perut."

"Ya, udah deh, jadi kamu maunya apa? Kan nggak lucu kalau aku minum sendirian."

Keyra menggeleng pelan. "Aku nggak mau makan atau minum apa pun untuk saat ini. Nanti kalau aku mau, aku bilang."

"Oke, aku nggak akan maksa. Tapi, kamu nggak lagi diet kan?"

"Nggak kok. Emang lagi males ngemil aja."

"Nonton film mau?" tawar Farren tiba-tiba.

"Mm, boleh. Tapi, aku yang pilih filmnya, boleh nggak?"

"Deal!"

Keyra bersorak gembira karena keinginannya dituruti tanpa pikir panjang. Ada satu film yang ingin sekali Keyra tonton bersama seseorang, yang terpenting Keyra tidak menonton film sendirian.

"Udah bisa?"

"Udah."

Keyra menepuk sisi di sebelahnya. Setelah beberapa menit menyiapkan film yang diinginkan akhirnya mereka sudah siap menonton.

"Film apa?"

"Aku nggak tau, cuma dari sinopsisnya kayaknya keren deh. Aku liat juga banyak temen-temen yang bilang kalau film ini bagus."

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang