Bab 27

53.2K 2.5K 23
                                    

Udah siap????
Mana yang siap?
Ayo setor vote dan komennya dulu
Sorry typo ya
Happy reading
_________________________
.
.
.

Sudah 20 menit berlalu semenjak mereka meninggalkan restoran, namun tak ada tanda-tanda kalau mereka akan beranjak pulang ke rumah. Farren menatap tangan kanan Keyra yang sedang meremas botol plastik bekas minuman hingga remuk tak berbentuk. Pandangan perempuan itu terpaku ke depan dan tidak berniat untuk menanggapi lelaki di sebelahnya.

"Mau pu-pulang sekarang?" Farren mencoba peruntungannya lagi.

"Nanti." Namun jabawan Keyra selalu seperti itu hingga 20 menit berlalu.

Farren berdeham kecil guna menghilangkan keheningan di dalam mobil. Farren juga bergerak untuk menghidupkan musik sebagai salah satu usahanya mengurangi keheningan. Farren tak akan memaksa Keyra bila perempuan itu belum ingin pulang ke rumah.

Sementara itu Keyra langsung menghela napas panjang ketika merasa sedang diperhatikan, perempuan itu langsung menoleh dengan ekspresi heran. Farren sendiri langsung salah tingkah begitu Keyra menatapnya.

"Ayo, pulang sekarang." Akhirnya Keyra bersuara dan mengajak pulang.

Farren menurut. Ia menghidupkan mesin mobilnya. Dalam perjalanan pulang menuju rumah, Farren mencoba untuk menjelaskan permasalahan. Mungkin saja diamnya Keyra sebagai bentuk keinginan yang terpendam agar Farren menjelaskan persoalan tadi tanpa harus Keyra bertanya lebih dulu. Semoga saja mood Keyra bisa dikontrol.

"Key, untuk masalah tadi aku mau minta maaf. Sebenarnya aku benar-benar lupa siapa perempuan itu. Aku juga nggak tau kalau perempuan itu ak—"

"Nggak perlu dijelasin," potong Keyra dengan cepat.

Saking cepatnya sampai membuat Farren gemetar. "Key, please. Dengerin penjelasan aku dulu. Aku berani bersumpah kalau aku nggak ingat siapa dia."

"Ya, anggaplah aku percaya," jawab Keyra dengan nada teramat rendah.

"Kamu harus percaya, Key."

Keyra menoleh dengan mata menyipit tajam. "Kamu maksa aku?"

Farren kiceup seketika. "Bu-bukan gitu, Key. Astaga, aku nggak bermaksud memaksa kamu. Ma-maksudnya aku berharap kamu percaya, udah itu aja. Kalaupun kamu nggak bisa percaya sekarang, aku harap nanti."

"Aku berdosa nggak ya buang sampah sembarangan?"

Farren terperangah melihat ekspresi wajah Keyra yang tergolong datar. Juga dengan perubahan topik yang tiba-tiba. "Ya? Maksud kamu?"

Keyra membuka kaca jendela mobil untuk membuang sampah botol plastik yang sudah tak berbentuk itu. "Ini, aku buang sampah di jalanan."

"Seharusnya nggak boleh. Itu kan bukan tempat sampah, Key."

"Sesuatu yang sudah nggak berguna apa baiknya dibuang aja? Kalau dibuang bisa jadi sampah. Menurut kamu gimana?"

Farren menelan ludahnya susah. "Itu, sebenarnya kamu bicara apa, Key? Aku kurang paham. Mungkin karena perut aku lapar, tadi aku cuma makan sedikit."

Ya. Farren berkata jujur karena peristiwa tadi membuatnya tidak berselera menghabiskan makanan. Lain halnya dengan Keyra yang tetap anteng makan.

"Jadi, salah siapa?"

"Salah aku."

Keyra menggeleng pelan. "Menurut aku bukan kamu kok yang bersalah."

"Hah?"

Keyra bungkam sehingga meninggalkan rasa penasaran untuk Farren. Sialnya, Farren tak berusaha untuk bertanya sampai mereka tiba di rumah Kintan, rasa penasaran Farren tetap tak terjawab. Setelah sampai di rumah pun Keyra tidak langsung keluar dari mobil. Dan keheningan terjadi lagi.

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang