Bab 41

41.6K 2.4K 85
                                    

Halooo
Goodnight
Yuks
Vote, komen dan follow
Sorry typo
Happy reading
______________________________
.
.
.

Keyra memberengut ketika Winda menarik-nariknya ke dalam dapur. Dengan penuh paksaan Keyra berakhir di dalam dapur padahal Keyra masih ingin mendampingi Farren. Bukan hanya mendampingi, lebih tepatnya dia mau menjaga Farren dari amukan papanya. Tak ada jaminan kalau papanya akan lebih lunak setelah Farren menyombongkan diri seperti itu.

"Dia itu siapa, Key?" desak Winda menggebu-gebu.

"Siapa apanya sih, Ma?"

"Itu, laki-laki yang di depan itu. Yang ngaku-ngaku anaknya Argadinata."

"Oh, dia. Kan tadi dia udah memperkenalkan diri, Ma."

Winda sontak melotot. "Kamu ngelindur apa gimana nih?"

"Maksud, Mama?"

Winda menepuk-nepuk pipi putrinya lantaran gemas. "Sadar diri, Key! Jangan terlalu berharap gitulah. Emang kamu tau siapa Argadinata itu?"

Keyra menggelengkan kepalanya. Kenyataannya dia memang tidak mengenal Argadinata itu siapa. "Aku cuma kenal anaknya, Ma. Farren Argadinata, anaknya Pak Argadinata."

Winda menghela napas panjang. "Kamu tau nggak, dulu kakek kamu itu sahabatan dengan Pak Permana Dinata. Hubungan mereka dekat sekali, bahkan Mama pernah diajak main ke rumah Pak Permana. Tapi, setelah kakek meninggal, hubungan keluarga kita dengan Pak Permana udah nggak sedekat dulu. Bisa dibilang udah nggak saling mengenal lagi, Pak Permana pun sudah meninggal."

"Pak Permana itu siapa, Ma?"

"Tuh, kan! Mama tuh udah bisa nebak kalau kamu ngehalu, pacar kamu juga ngehalu."

Keyra cemberut. "Mama nggak jelas, sebenarnya Mama mau ngomong apa? Kenapa aku dibilang halu?"

"Katamu dia itu anaknya Argadinata kan?"

Keyra mengangguk.

"Permana Dinata itu ayahnya Argadinata. Secara nggak langsung, pacar kamu itu cucunya Pak Permana. Tapi, kamu sendiri malah nggak tau siapa itu Pak Permana. Sampai di sini paham?"

"Terserah Mama deh. Aku pusing dengarnya. Mau Farren anak Argadinata ataupun anak Papa Adi, nggak penting bagi aku."

Winda sontak melotot kesal. "Kalau dia anaknya Papa Adi, berarti dia anak Mama juga dong?"

"Mungkin."

"Kakak kamu dong?"

"Ih, nggak maulah!"

Winda menggeleng-geleng heran. "Sudahlah. Mama juga pusing ngomong sama kamu."

Ketika Winda akan beranjak pergi, Keyra menahan tangan mamanya. Dia lantas membuka ponselnya untuk menunjukkan sebuah gambar yang dia dapat dari internet.

"Kalau yang ini tau?"

Winda menggeleng pelan.

"Namanya Juwita Argadinata." Keyra beralih pada foto selanjutnya. "Yang ini tau?"

Winda menelisik gambar yang ditunjukkan Keyra baik-baik. "Wajahnya sih nggak asing."

"Aku belum pernah liat Pak Argadinata. Tapi, keterangan digambar ini jelas menyebutkan kalau dia Pak Argadinata."

"Terus?"

"Kalau yang ini?" Keyra beralih pada gambar lainnya.

"Nah, ini Pak Permana. Mama masih ingat betul gambar ini. Eh, tapi kok laki-laki ini mirip sama yang tadi, ya?"

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang