Bab 31

47.1K 2.5K 97
                                    

Halo selamat malam
Mana suaranya nih?
Sesuai janji ya, aku update
Tapi jangan lupa votenya
Komen dan follow ya
Sorry kalau typo
Happy reading
____________________________
.
.
.

Kintan mengguncang bahu Keyra dengan gerakan pelan. "Key, jangan ngelamun!"

"Iya lho, Key. Nanti lo kesambet," sahut Susan.

Namun, rupanya ucapan keduanya Keyra abaikan begitu saja. Perempuan itu masih menatap tajam seseorang yang berada di luar rumah. Keyra tidak tahu alasan mengapa lelaki itu datang ke sini tanpa memberitahunya lebih dulu. Keyra terkekeh, mungkinkah karena berita itu?

"Yaelah, Key! Malah cekikikan." Susan memandang horor temannya. "Astaga, Tan. Matanya melotot tuh. Beneran kerasukan itu temen lo."

Kintan menjitak kepala Susan lantaran kesal. "Jangan sembarangan ngomong, Susan!"

"Yaelah! Itu beneran tau. Gue nggak berani deketin dia, takut, Tan. Gimana kalau dia nyerang gue?"

"Berisik lo!"

"Bantuin dulu itu temen lo."

Kintan mendelik. "Giliran masalah gini aja lo kasih ke gue."

"Keyra kan temen lo."

Kintan melotot kesal. "Temen lo juga, Kampret!"

Susan yang tadinya di belakang Kintan segera menghampiri Keyra. "Keyra, temen gue yang paling cantik, paling baik, paling pinter, yuk sadar dulu. Inget orang tua, Key. Inget temen lo. Jangan ngelamun!"

Suara berisik dari kedua temannya membuat Keyra balik mendelik ke arah Susan. Hal itu membuat Susan tersentak kaget lantaran tidak siap menerima delikan tajam dari Keyra.

"Kan dia melotot ke arah gue, Tan!" Susan bersembunyi di belakang Kintan. "Gue takut, sumpah! Gue pernah punya trauma sama orang yang kerasukan. Waktu itu gue masih kecil nonton jaranan, orang yang kerasukan itu nyamperin gue terus ngamuk-ngamuk gitu. Gue nggak mau berurusan lagi sama yang begituan."

Bibir Kintan berkedut ingin tertawa. "Orang kaya juga nonton yang begituan, ya?"

"Heh! Orang kaya juga manusia kali. Yang aneh itu nonton orang mandi rame-rame!"

"Ngaco lo!" Kintan beralih kepada Keyra yang saat ini menatap mereka berdua dengan ekspresi datarnya. "Keyra, lo nggak apa-apa?"

Keyra mengangguk pelan. "Kalian berisik."

"Abisnya lo kayak orang kesambet gitu!" sahut Susan menggebu-gebu.

Jangan lupakan juga aksi bersembunyinya di belakang tubuh Kintan. Sebenarnya itu sebagai bentuk antisipasi kalau-kalau Keyra kerasukan dan menyerangnya.

"Lo kali yang kesambet."

"Lo liatin apa sih, Key?" tanya Kintan. Perempuan itu mengikuti arah pandang Keyra ke luar jendela rumah.

"Oalah! Farren yang lo liatin?" Susan terkekeh, sekarang dia sudah merasa aman. "Eh, omong-omong dia sejak kapan ada di sana? Mau ngapain?"

Keyra mendelik. "Lo nanya gue?"

"Iyalah."

"Terus gue tanya siapa?! Kan dari tadi gue sama kalian."

"Sellow dong, Key. Jangan ngegas. Lo pikir gue takut sama lo?"

"Lebih baik lo keluar deh, Key. Samperin dia," ucap Kintan. "Mungkin dia datang mau bilang sesuatu yang penting, siapa tau ada hubungannya sama berita tadi."

Susan menganggguk setuju. "Daripada lo ngelamun di sini, terus kesambet."

"Susan, lo bisa diem nggak sih? Mau gue doain supaya lo yang kesambet?" ancam Kintan.

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang