Bab 19

59K 2.8K 17
                                    

Halo...
Selamat membaca.
Jangan lupa votenya...
Sorry kalau typo.
Tks.
-------------------

.
.
.

Farren dengan kekuasaannya mendatangkan seorang laki-laki yang dia perintahkan untuk membawa Rion ke rumahnya. Dengan alasan cara seperti itu jauh lebih efektif ketimbang Farren sendiri yang mengantarnya pulang. Sampai saat ini Rion masih pingsan, namun tak ada sedikit pun perasaan cemas yang terlihat dari wajah Farren.

Lelaki itu seolah merasa biasa saja. Padahal, mengingat beberapa saat yang lalu lelaki itu sempat emosi, bahkan hampir mengamuk, membuat Keyra bergidik ngeri. Semenyebalkan apa pun Farren, apabila lelaki itu marah tetap saja membuat Keyra ketakutan.

Sekarang yang menjadi pertanyaan Keyra adalah kenapa Farren masih bertahan di sini sedangkan Rion sudah pergi 15 menit yang lalu. Dengan tidak tahu malunya Farren minta disuguhi minuman dan camilan ringan.

"Santai saja, anggap rumah sendiri," ucap Farren kala itu.

Kintan menatap Keyra dengan ekspresi bingung, sedangkan Keyra hanya bisa bersabar menyaksikan perilaku seenaknya Farren malam ini. Ya, benar sekali. Hari sudah gelap, dan lelaki itu masih berada di rumah Kintan.

"Itu, bukannya yang harus bilang begitu Kintan, ya? Ini kan rumahnya Kintan," terang Keyra dengan perasaan setengah kesal.

"Oh, ya? Maaf, lupa." Farren tertawa pelan, dan tampak sangat memesona. "By the way, kamu tinggal di sini?"

"Iya."

"Bareng Kintan?"

"Iya."

"Udah makan malam?"

"Belum."

"Kok belum? Kenapa?"

"Kamu pikir aku sempat makan malam dalam kondisi seperti tadi?"

Kintan melotot ngeri ke arah Keyra. Dia tak menyangka kalau Keyra akan berkata demikian. Terasa sangat kurang sopan, karena mereka sedang berhadapan dengan Farren.

"Mau aku pesankan makanan?"

Farren tak menganggap serius ucapan Keyra yang terdengar ketus. Baginya apa pun ucapan Keyra seperti nada lembut yang menyejukan hati.

"Sampai kapan kamu mau di sini?" tanya Keyra.

Kintan sontak melotot lagi. Apa-apaan itu?

Farren mengerjap kaget. "Kamu ngusir aku, Key?"

"Nggak baik laki-laki ada di sini apalagi udah mulai malam."

"Memang sudah malam, Key."

"Nah, itu kamu tau. Sebaiknya kamu pulang sekarang. Nanti kamu kemalaman di jalan."

"Wah, aku senang kalau kamu mencemaskan aku."

"Aku nggak mencemaskan kamu!" Keyra ngegas tiba-tiba.

Farren yang awalnya kalem sekarang menjadi menciut. Urusannya sudah beda kalau Keyra emosian seperti ini.

"Oke, aku min—"

"Key, lo jangan gitu. Nggak sopan itu namanya, apalagi sama Pak Farren. Gimana pun juga Pak Farren itu bos kita di kantor."

Farren menelan lagi kata-katanya ketika Kintan tiba-tiba saja menyerobot. Farren mengangguk setuju, terlebih bagaimanapun juga hubungan mereka, Farren tetaplah bos mereka. Jadi, sudah sewajarnya Keyra tetap berlaku sopan. Kali ini Farren setuju dengan pendapat Kintan, dan Farren rasa mulai saat ini Kintan akan dia jadikan sebagai sekutunya.

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang