Bab 7

89.8K 3.4K 16
                                    

Jangan lupa vote dulu ya...
Happy reading....

.
.

"Tampilan gue gimana, Tan?"

Kintan memindai dari atas sampai ke bawah dengan mata menyipit. Kemudian, dia tersenyum sambil mengacungkan dua jari jempolnya.

"Lo memang punya aset berharga. Muka lo lumayan juga."

Mendengar itu, Keyra tersipu. "Oh, masa sih? Thank's, Kintan."

"Berangkat sekarang?"

"Yuk."

Setelah merasa cukup puas dengan penampilannya, Keyra bergegas berangkat bekerja dihari pertamanya. Bagaimanapun juga Keyra tidak ingin datang terlambat. Dia tidak mau menjadi pegawai yang tidak disiplin. Apalagi statusnya masih pegawai baru.

Pilihan naik bus menuju kantor adalah yang paling tepat, itu karena mereka tidak memiliki kendaraan yang bisa digunakan. Sedangkan untuk naik taksi, hanya disaat-saat tertentu saja. Hidup di kota harus pintar-pintar mengelola uang.

Begitu sampai di dalam gedung kantor, Kintan mengajak Keyra untuk berkeliling kantor. Berhubung mereka datang sangat pagi, jadi belum banyak karyawan yang datang. Sehingga Kintan bisa mengajak Keyra berkeliling untuk mengenal seluk beluk kantor.

"Ini calon ruangan lo."

"Besar banget, Tan. Berapa banyak orang yang kerja di dalam sana?"

"Banyak banget, Key. Gue nggak tau pasti jumlahnya."

"Tadi ada di lantai berapa kita naik?"

"Lantai enam. Sedangkan gue kerja di lantai lima. Jangan lupa."

Keyra mengangguk paham.  "Oke. Lantai paling atas lantai berapa?"

"Lantai 34."

"Gila. Ini kantor isinya apa aja? Kok bisa setinggi ini?"

"Yaelah. Biasa aja kali. Gedung di sini mah nggak begitu tinggi. Masih banyak gedung yang jauh lebih tinggi. Cuma, gedung ini lebar gitu tempatnya. Lo liat deh dari jauh, cenderung keliatan lebih luas daripada tinggi."

"Oh, gitu." Kepala Keyra mengangguk-angguk. "Lantai 34 itu punya atasan, ya?"

Kintan mengangguk membenarkan. "Betul. Punya atasan."

"Seluas itu cuma dipake atasan?"

"Hei. Lantai atas memang punya atasan. Tapi, nggak semua ruangan dia pake."

"Oh, ya?"

"Di gedung ini punya aula besar yang biasa dipake untuk rapat besar. Tapi, di lantai paling atas juga ada aula buat rapat. Bedanya, aula di lantai atas nggak seluas aula yang ada di lantai sepuluh."

"Selain aula, terus apalagi yang ada di lantai atas?"

"Ruangan petinggi kantorlah. Ada beberapa ruangan yang katanya ukurannya luas. Bedalah sama ruangan kita."

"Lo belum pernah ke sana?"

"Belum. Eh, kayaknya sih nggak akan pernah kecuali gue nikah sama salah satu atasan itu," ucap Kintan sambil tertawa kecil.

"Mimpi aja terus."

"Eh, peringatan gue semalem ati-ati. Jangan sampe gue denger gosip kalo lo ada main sama salah satu atasan kantor."

Keyra menelan ludah dengan susah payah. Kalau sudah mode serius begini, Kintan terlihat seram.

"E-emangnya kenapa?"

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang