Bab 20

62.6K 3K 14
                                    

Vote dulu yuk.
Sorry typo
IG : aiihyeo_
Happy reading
——————————————————
.
.
.

Keyra tidak tahu langkah kakinya mengarah ke mana. Yang jelas saat ini Keyra sedang merasa kurang paham dengan isi hatinya. Mengenai Farren, sepertinya lelaki itu masih betah mengikutinya dari belakang. Keyra tidak berusaha untuk mengusir, karena sejujurnya dia merasa takut berkeliaran di malam hari.

Keyra menengok ke warung pinggir jalan yang menjual nasi goreng. Seketika saja perut Keyra berbunyi. Dia ingat, kalau sebenarnya malam ini dia belum mengisi perutnya dengan makanan sama sekali. Betapa bodohnya dia karena tidak membawa dompet apalagi uang, hanya ponsel yang dia bawa saat ini.

Ketika sibuk melamun, Keyra merasakan sentuhan di tangannya. Lelaki yang tadinya berada di belakang tubuhnya kini sudah berada di sampingnya. Lelaki itu menatapnya lekat.

"Mau makan nasi goreng?"

Keyra ingin mengangguk, tapi rasanya sangat malu. Ingin menggeleng, tapi perutnya sangat lapar.

"Kalau gitu temani aku makan, aku belum makan sama sekali. Perutku lapar."

Keyra tak menjawab. Sepertinya Farren memang sengaja membawanya ke warung itu. Farren tidak mungkin hanya sekadar minta ditemani makan saja bukan? Tidak mungkin Keyra hanya berdiam diri saja, kan?

Warung nasi goreng itu sangat ramai. Semua bangku sudah penuh. Farren hanya memesan dua porsi, setelah itu kembali menghampiri Keyra yang berdiri di depan warung.

"Di sini penuh, gimana kalau kita makan di mobil?"

"Mobil kamu masih di rumah Kintan."

"Kamu tunggu sebentar di sini, aku ambil mobil dulu. Atau kamu mau ikut?"

Bibir Keyra cemberut. "Nanti mamang warungnya nyariin."

"Ya, sudah, kamu tunggu di sini dulu. Biar aku ambil sendiri."

Keyra mengangguk. "Jangan lama," ucap Keyra sambil memandang sekeliling. "Rame banget, takut," lirihnya.

Seolah paham, Farren pun mengangguk. "Nggak akan lama."

Setelahnya Farren berbalik badan, setengah berlari Farren menuju rumah Kintan. Sepertinya Farren sengaja ingin mempercepat perjalanannya. Jarak warung ini dengan rumah Kintan tidak begitu jauh, hanya sekitar 50 meter. Mungkin karena warung ini terletak di pinggir jalan raya sehingga membuat ramai orang yang melewatinya.

Keyra menyaksikan pengunjung yang silih berganti keluar masuk warung. Sepertinya warung ini sangat terkenal, karena meskipun tempatnya sempit dan tepat di pinggir jalan, banyak sekali orang yang datang membeli.

"Permisi, Mbak."

Keyra sedikit bergeser karena tubuhnya sedikit menghalangi jalan. Sudah Keyra bilang kan warung ini sangat sempit, belum lagi kendaraan sepeda motor yang terparkir asal-asalan sehingga membuat tempat ini semakin terlihat sempit.

Sebuah mobil hitam terparkir agak jauh dari tempat Keyra berdiri. Keyra tahu kalau mobil itu milik Farren. Lelaki itu turun dari mobilnya, lalu menyebrang jalanan hingga akhirnya tiba di depan Keyra.

"Nasi gorengnya belum jadi. Mungkin karena ramai jad—"

"Udah tuh."

Ucapan Keyra terpotong lantaran Farren yang melengos menuju si penjual nasi goreng. Ketika si mamang menyerahkan dua bungkus nasi goreng kepadanya, Farren juga menyerahkan satu lembar uang.

"Yuk!"

Farren menggenggam tangan Keyra ketika mereka akan menyeberang jalan. Lelaki itu menjadi tameng ketika ada mobil yang melaju agak kencang ke arah mereka. Untung saja mobil itu berhasil menghindar. 

My, Oh My! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang