christmas

7K 747 62
                                    

Akhir tahun Haruto disibukan dengan pekerjaan kantornya, ya itulah akibat terlalu banyak mengambil jatah libur sehingga pekerjaannya menumpuk menjelang pergantian tahun. Ia selalu pulang larut malam, apartemennya juga pasti selalu gelap ketika ia sampai di rumah. Namun kali ini berbeda, Haruto mengerutkan keningnya melihat ruang tamu yang tampak terang, cahayanya berasal dari pohon natal.


Hah, natal



...



"Sayang maafin aku huwaa.." Junkyu hanya menggelengkan kepalanya, melihat suaminya merengek sambil memeluknya dari belakang. Dia sudah setengah tertidur tadi, tapi terbangun mendengar suara gemericik air. Lalu sekarang Haruto ikut berbaring di belakangnya sambil berceloteh ribut, isinya permohonan maaf.

Haruto lupa kalau lusa natal, ia tidak menyiapkan pohon natal, tidak membeli barang dekorasi pohon natal, belum juga membeli kado natal.

Junyu membalikan tubuhnya kemudian menyumpal mulut Haruto dengan tangannya.

"Diem ah, nanti anak-anak bangun.." kesalnya.

"Aku belum beli kado natal juga." Haruto berujar sedih, matanya sudah sayu karena kelelahan.  Jika tahu begini kerjaannya ia selesaikan sebelum akhir tahun saja.

"Yaudah, masih ada besok. Sekarang istirahat dulu, besok kamu masuk pagi lagi kan.."

"Peluk, mau di peluk." Junkyu tanpa berkata apapun langsung menarik Haruto kedalam dekapannya. Ia juga lelah, tidak mau berdebat panjang lagi.



____



Malam natal, Haruto mengirim pesan katanya akan pulang lebih awal. Sebenarnya sudah jam suaminya pulang, tapi batang hidungnya belum terlihat. Junkyu juga belum menyiapkan kado natal, yang jelas ia percaya Haruto pasti akan membelinya. Sebenarnya kado natal bukan hal wajib sih, tapi ia tetap ingin kedua anaknya menerima kado natal.

Lama menunggu di ruang tamu, semua makanan sudah Junkyu keluarkan di ruang tamu. Tentu saja sambil di makan bersama tanpa menunggu Haruto, karena Doyoung sudah merengek meminta makanan. Jadilah ia juga ikut menyuapi Junghwan kue natal.

Tak lama terdengar suara bel pintu. Junkyu menggulirkan bola matanya malas. Pasti Haruto, siapa juga sih yang mau bertamu di malam natal seperti ini. Dan lagi, kenapa tidak langsung masuk saja sih. Membuat Junkyu jadinya terpaksa beranjak dari duduknya sambil menggendong Junghwan, Doyoung juga mengikuti dari belakang.

Begitu membuka pintu bukan suaminya yang tampak, melainkan pria berkostum merah, berjenggot putih dengan sebundel hadiah di kantong besar yang dibawanya. Junkyu mengerutkan keningnya.. lalu ia merasakan cengkraman kuat di kaki dan juga bahunya.

"NDAA.. NDAA.. HUWAA..NDAA.." Kedua anaknya menangis melihat wujud santa dihadapannya berakibat tubuhnya jadi ikutan sakit karena cengkraman kedua anaknya, hingga rambutnya ikut ditarik Junghwan.

"Heee..."

"HARUTO LEPAS IH KOSTUMNYA!!"




...



Setelah insiden tadi, Haruto langsung mengganti pakaiannya. Sementara Junkyu memperhatikan badannya, tadi ia mengenakan celana pendek, leher dan area pahanya memerah.

Ia hanya menghela nafas berat kemudian mengerutkan kening heran melihat kado natal yang dibawa Haruto. Sangat banyak.

"Nda.. bukaa..?" Tanya si sulung.

"Nanti tunggu ayah." Jawabnya. Tangis kedua anaknya sudah reda, sejak tahu kalau orang dibalik kostum santa itu adalah ayahnya sendiri.

"Ayahh.. ayahh.." Haruto ikut mendudukan diri di karpet ruang tamu, dengan rambut masih setengah basah sehabis mandi.

"Yahh buka?" Haruto mengangguk, lalu si sulung mulai membuka kado natal, sementara Junghwan hanya ikut mengacak-acak sambil tertawa girang melihat kakaknya yang kesulitan membuka kadonya.

"Banyak banget si beli kadonya?" Tanya Junkyu heran.

"Gatau tadi aku nyuruh orang beli, sama ada titipan papah."

"Papah? Dari Jepang?"

"Ya enggalah.. dia cuma ngirimin uang doang." Junkyu hanya merengut mendengar jawaban dari Haruto. Dia mulai ikut membantu si sulung membuka kado natal yang ada.

"Tau gitu mah kasih mentahan aja ke aku, isinya mainan semua, padahal mainan kakak sama adek udah banyak." Cibir Junkyu.

"Ya kamu kaya ga tau papah sih, katanya kalo kadonya ga sampe ke Doyoung sama Junghwan gaji aku mau di potong." Cerita Haruto. Junkyu hanya tertawa mendengarnya, ya begitulah mertuanya. Kalau mereka ada di Korea mungkin hidup Doyoung dan Junghwan sudah bak pangeran karena mertuanya akan membelikan apapun untuk cucunya.

Sampai membuka kado terakhir Junkyu mengerucutkan bibirnya.

"Kado natal buat aku mana?" Junkyu berujar dengan mata berkaca-kaca, bibir cemberut lucu. Serius, kalau tidak ada anaknya Haruto gemas ingin mencium istrinya.

"Ya, maaf.. kan aku bilang aku nyuruh orang beli kadonya."

"Bodo aku marah." Junkyu melengos masih dengan bibir mengerucut.

"Iya sayang besok aku beliin."

Junkyu masih tak mau menoleh, si sulung memperhatikan kedua orangtuanya. Bingung, jarang-jarang melihat bundanya merajuk seperti itu.

"IH SAYANG GEMES BANGET SIHH.." Haruto menangkup wajah Junkyu, langsung mengecupnya cepat, membuat Junkyu melotot kaget.

"IH HARUTOO.."

Haruto hanya terkekeh, si sulung juga ikut tertawa gemas kemudian berdiri menghampiri Haruto.

"Yah maahh..maah.."

"Maah?" Haruto menangkup pipi anak sulungnya yang sudah berada di pangkuannya. Lalu mengecup bibirnya cepat seperti dengan Junkyu tadi. Mereka tertawa bersama setelahnya. Junkyu juga jadi tak bisa menahan senyumnya melihat suami dan anak sulungnya.


Lucu




To be continued


Kilat bgt ini bikinnya 😭😭

Merry xmas 🎄

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang