tetangga II

10K 1.1K 72
                                    

"Kalian saling mengenal?" Tanya Yoonbin melihat ekspresi kaget istrinya dan tetangga barunya. Jihoon mengangguk sementara Junkyu menggeleng.

"Aigooo.. jual mahal sekali teman lamaku. Kalau begitu kenalkan ini suamiku yang paling tampan Ha Yoonbin dan anakku Ha Jeongwoo.. Doyoungi annyeong.." jelas Jihoon, kemudian menyapa Doyoung yang berada di gendongam Junkyu.

Yoonbin kemudian menyerahkan bingkisan kepada Haruto.

"Eihh.. tidak perlu repot-repot Yoonbin-ssi."

"Haruto, tidak perlu kaku seperti itu, Yoonbin masih 26 tahun. Tidak perlu seformal itu." Ucap Jihoon.

"Iyaa santai saja."

"Ohh.. kalau begitu aku harus memanggilmu hyung."

"Oh ya.. kalian bertiga seumuran berarti?" Tanya Yoonbin.

"Tidak, Haruto 2 tahun lebih muda dariku."

"Heh, serius.."

.

.

.

"Jadi Ha Jihoon teman sekolahmu dulu."

"Bukan teman, cuma orang yang pernah berada di satu kelas yang sama." ucap Junkyu sambil mengerucutkan bibirnya mengingat Jihoon.

"Tapi kalian terlihat akrab."

"Tidakkk harutooo.." kesalnya.

Sebenarnya dia dan Jihoon memang bisa dikatakan dekat. Dulu mereka bertetangga dari kecil, sampai pertengahan tingkat sekolah atas Jihoon dan keluarganya pindah ke busan. Hanya ya itu, hubungan mereka seperti kucing dan anjing.

"Tapi mulai sekarang kamu harus akur dengan tetanggamu sayang."

"Huh.. Jihoon itu menyebalkan, dia selalu meledekku.." sungut Junkyu kesal kembali mengingat masa lalunya dulu.

"Ya sudah lebih baik sekarang tidur, sudah malam." Ucap Haruto kemudian menarik selimut menutupi tubuh Junkyu dan tubuhnya sendiri.

"Haruto.."

Haruto hanya menaikan alisnya bingung, lalu Junkyu menarik tangan Haruto keperutnya.

"Bayinya menendang.." ucapnya. Haruto hanya tersenyum kemudian merapatkan tubuhnya, merengkuh istrinya lebih dekat.

"Mungkin dia sudah tidak sabar ingin keluar."

.

.

.

Siang kira-kira jam 10, suara bel berbunyi. Junkyu yang baru selesai memasukan pakaian kedalam mesin cuci langsung bergegas membuka pintu.

Tamu tak terduga dan yang tak dinantikan dia datang. Siapa lagi kalau bukan Park Jihoon.. oh bukan.. lebih tepatnya Ha jihoon dengan gummy smilenya serta dorongan bayinya.

"Aku tidak menerima tamu di jam sibuk seperti ini." Ucap Junkyu baru mau menutup pintu, tapi ditahan oleh Jihoon.

"Eh serius, aku ingin berkunjung ke rumah tetangga baru. Di rumah sendirian sangat membosankan. Lagipula aku ingin bermain dengan Doyoungi."

Junkyu menyerah, lalu membiarkan Jihoon masuk ke rumahnya.

"Kenapa kau tidak mengerjakan pekerjaan rumah saja sih seperti mencuci, menyapu atau apalah." ucap Junkyu.

"Oh, Yoonbin sudah menyewa pembantu untuk itu." Junkyu hanya menatap malas Jihoon.

"Ah benar, sekarang kau bisa jadi pengasuh anakku. Aku titip doyoung yah, aku mau melanjutkan cucianku dan menyiapkan makan siang untuk anakku." Ucap Junkyu lalu melenggang pergi meninggalkan Jihoon.

Jihoon langsung saja ke ruang tamu dimana ada Doyoung sedang sibuk bermain balok kayu.

"Doyoungi annyeong.." sapa Jihoon lalu duduk di samping Doyoung.

"Doyoungi sedang apa.."

"..main.. pacanggg.. yeaay.. " Doyoung tertawa begitu berhasil mencocokan balok kayu. Jihoon juga ikut bertepuk tangan, sambil tersenyum meresponnya.

Jihoon lanjut menemani Doyoung bermain bersama, karena anaknya juga masih tertidur.

Tak lama Junkyu datang menghampiri mereka, membawakan secangkir teh lalu diletakannya di meja.

"Ini, aku masih berbaik hati memberikanmu minum."

Junkyu kemudian mengambil tempat duduk di sebelah anaknya.

"Coba bunda lihat, apakah park jihoon melukaimu." Junkyu menangkup pipi gembul anaknya sambil memperhatikan wajahnya.

"Margaku sudah berganti Ha Jihoon yaa."

"Oh benar juga, kok Ha Yoonbin yang tampan itu mau sih menikah denganmu."

"Hei tidak ada yang bisa menolak pesona Jihoon."

"Jadi bagaimana denganmu sendiri. Katanya Kim Junkyu yang rajin belajar ini tidak mau menikah muda. Tapi ini bahkan menikah dengan lelaki yang lebih muda dari usianya." Ucap Jihoon diakhiri dengan tawa mengejek.

Iya dari dulu ketika jaman sekolah, Junkyu sudah membuat rencana masa depannya, mulai dari lulus S1 lalu melanjutkan study S2 dan S3 nya hingga merencanakan jenjang karirnya, serta menikah di rentang usia 28 ke atas. Tentu saja Jihoon tahu karena ia memang suka iseng membaca diary Junkyu. Berbeda dengan Jihoon yang sudah sejak di masa sekolah sudah mengatakan 'lulus mau langsung nikah ajalah, pusing banget gue belajar.'

"Berisiikk.. Haruto itu murid akselerasi, kami sekelas di kampus yang sama."

"Berarti kyu, kalian nikah udah 2 tahun? Apa tekdung dulu nih baru nikah?" Junkyu kemudian memukul pelan kepala Jihoon. Masih seperti dulu ternyata mulut Jihoon.

"Sembarangan ya mulut, nikah dulu lah.." balas Junkyu sewot.

"....daaa...daaa....(bundaa..bunda..)" teriak Doyoung yang entah sejak kapan sudah berada di bawah roda bayi Jeongwoo.

"Hei anakmu bangun."

"Oh iya"


To be continued

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang