+ doyoung day +

7.1K 840 104
                                    

"Yah..."

"Hm.." Haruto hanya balas bergumam, masih dengan tangan sibuk menggonta-ganti channel televisi. Mengabaikan anak sulungnya yang sedang mencari perhatian.

"Mana kado kakak?" Si sulung menyodorkan tangannya di hadapan Haruto. Menghalangi layar televisi yang sedang di tontonnya.

"Kado apa?" Haruto menautkan alisnya bingung.

"Parah banget ayah, bunda udah ngasih jaket, junghwan udah ngasih donatnya.. sekarang dari ayah manaaa..." ucapnya merengut.

"Kak udah gede, masih mau ayah beliin mobil-mobilan?"

"Yaa.. ga gitu jugaa ayah.."

"Awas ah.. ayah mau nonton."

"IH AYAHH.."

Junkyu dari dapur mengintip sedikit apa yang sedang diributkan suami dan anak sulungnya. Lalu hanya menggeleng, sambil menarik sudut bibirnya tipis.

"Bundaa.. ini belanjaannya." Junghwan menghampirinya, dengan kantong belanja setelah tadi dimintanya pergi ke konbini.

"Makasih adek."

"Sini bun adek bantuin." Junghwan perlahan mulai mengeluarkan bahan masakan dari kantong belanja yang tadi dibawanya. Sementara Junghwan membantu Junkyu masak. Doyoung masih merengek kepada Haruto.

.

.

.

"Haruto.. Doyoung ngambek tuh ga keluar kamar daritadi." Junkyu menghampiri Haruto, yang sedang tiduran di sofa sambil memainkan game di ponsel. Tuh kan, ga mau kalah saing sama anaknya.

"Yaudah biarin, kan kamu yang nyuruh." Junkyu hanya terkekeh. Ya, memang sih.

Hari ini ulang tahun Doyoung, tapi tidak ada yang memberi ucapan ulangtahun. Tadi pagi ia hanya menaruh kado di kamar si sulung, Junghwan juga hanya memberikannya donat itupun sisa miliknya.

"Udah mau jam makan malem sebentar lagi, ayo beresin ruang tamuu.." Junkyu mengambil ponsel suaminya, lalu menarik tangannya paksa untuk bangun.

"Bun, kakak lagi tidur." Ucap si bungsu menghampiri ke ruang tamu.

"Okee.."

.

.

.

Doyoung bangun dari tidur, setengah mengerjap melirik jam sudah pukul 6 sore. Ia lalu mengambil ponselnya, mabar sebentar bolehlah. Padahal perutnya keroncongan, tapi ia terlalu malas. Ucapan ulangtahun saja tak ia dengar satu katapun dari orang rumah. Mau ngambek rasanya, tapi bukan gayanya. Lagipula apa sih yang ia harapkan, toh ia sudah terhitung 17 tahun. Tapi pokoknya dia tetep kemusuhan sama ayahnya. Masa iya, dia ulangtahun tidak di belikan apapun. Serius kalo begini mau cari papa baru aja rasanya.

Terlalu asik bermain, hingga tak sadar jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Parah, jam 7 tapi tidak ada yang memanggilnya untuk keluar. Ia mengerucutkan bibir sebal, akhirnya dengan malas melangkah ke kamar mandi di kamarnya.

Bimbang, antara keluar atau menunggu dipanggil. Doyoung mundar-mandir di depan pintu, kemudian menghembuskan nafas gusar.

Bodo amatlah, dia laper.

Ia keluar, mendapati seluruh ruangan gelap. Jangan-jangan seluruh keluarganya pergi, dia ditinggal. Jahat emang.

Hingga secercah cahaya terlihat dari ruang tamu.

"Bun kakak.." suara bisik-bisik Junghwan terdengar di telinganya.

Ia melangkah ke arah ruang tamu, begitu sampai ia dikejutkan dengan confetti yang di tembakan ke arahnya.

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang