+ mischief +

5.9K 671 102
                                    

"Ah kak sakit.."

"Loh.. masih kenal sakit doy?"

Doyoung hanya meringis, begitu kakak kelasnya menekan pipinya yang memar dengan kapas.

"Udah, besok berantem lagi." Si kakak membereskan obat, sementara Doyoung bercermin di ponselnya. Melihat bagian wajahnya yang memar.

Tak lama pintu ruang kesehatan terbuka, menampilkan Jeongwoo yang masuk membawa concelear, tentu saja di dapatkan dari anak-anak perempuan di kelasnya.

"Memar banget woo, ga bakal ketutup.. kalo ketauan bunda gimana?"

"Ya lo si kak lagian."

"Masih takut sama bunda emang?" Celetuk yang tertua di antara mereka.

"Gini-gini gue anak baik kak." Balas Doyoung.

"Oh iya woo, makasi yaa nomornya. Doy jangan pulang dulu, masih ada urusan sama kesiswaan."

"Iya kak." Balas Jeongwoo. Si kakak kelas keluar sementara Doyoung melebarkan mata mendengarnya.

"HAH NOMOR APAAN WOO?" Teriaknya panik.

"Tadi kak Yedam minta nomor bunda kak."

"Bunda siapa?"

"Ya bunda lo lah kak."

"WOO KOK DI KASIH ANJIR. MAMPUS GUE."




....




Doyoung mundar-mandir sambil menggigit jarinya, menunggu bundanya sampai di depan gerbang sekolah. Bagaimana kalau nanti bundanya marah, kalau dengerin omelan bunda Doyoung mana berani ngelawan, bundanya gemesin kalau marah. Sebenarnya tahap yang paling menyeramkan itu kalau bundanya berakhir diam nyuekin dia.

Doyoung menggeleng keras, meremas rambutnya. Ah pengen nangis, tapi nanti image ganteng dia luntur. Doyoung mengerutkan keningnya, mendapati mobil yang dikenalnya masuk ke area parkiran. Bundanya keluar bersama dengan ayahnya. Kok ada ayahnya.

"Kakakk.. kenapa? Kok mukanya memar gituu.." Junkyu langsung menghampiri, menangkup wajah anaknya. Doyoung masih diam, hingga Yedam datang menghampiri mereka.

"Orangtua Doyoung ya pak, ditunggu di ruang kesiswaan." Ucapnya sambil membungkuk sopan pada Haruto dan Junkyu. Junkyu baru mau melangkah masuk, tapi Haruto menahan tangannya.

"Kamu tunggu disini aja sama kakak, aku aja yang masuk." Junkyu memiringkan kepalanya, tapi kemudian memilih mengangguk membiarkan Haruto masuk, lalu ia dan Doyoung duduk di kursi panjang.

"Kamu kenapa? Berantem sama siapa?" Tanya Junkyu.

"Bundaa sakitt.." alih-alih menjawab, Doyoung merengek memegang pipinya. Jelas-jelas menghindar, setidaknya dia sedikit bersyukur ayahnya yang masuk ke ruang kesiswaan. Bakal repot jadinya kalau bunda sampai tahu catatan dosa dia selama di sekolah.

"Udah di obatin?"

"Udah tapi masih sakit.."




....





"Makanya ayah suruh masuk taekwondo tuh biar tau gunanya punya tangan tuh buat apa." Ucap Haruto yang duduk bersandar di kasur si sulung, sementara Doyoung duduk di depan meja belajarnya.

"Ya buat berantem lah."

"Kak." Ucap Haruto datar penuh peringatan, membuat Doyoung menarik nafasnya dalam.

"Iya ayah, maaf engga lagi."

"Ayah sama bunda ga ngajarin kamu jadi berandalan ya. Lagian ini bukan kasus yang pertama kali kan, ayah udah liat catetan dosa kamu di sekolah." Haruto menyilangkan tangan di dada, menatap sang anak yang masih menunduk.

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang