makanya bobok

3.8K 383 48
                                    

Siang hari waktu itu, Junkyu menarik paksa ke dua anaknya ke atas kasur. Tapi si sulung tetep aja terus meronta turun padahal udah Junkyu tindihin badan si mungil pake kakinya. Padahal Junkyu sendiri udah ngantuk plus capek banget, tapi buntut-buntutnya susah sekali diajak bobo siang.

"Ndaa!!!"

Sampai akhirnya Junkyu menyerah, lalu membiarkan si sulung merangkak turun dari kasur.

Gitu tuh anaknya Haruto, mentang-mentang udah lebih tinggi, udah bisa naik turun kasur sendiri. Junkyu memilih mengelus kening si bungsu yang sudah sayu matanya. Pikirnya mah nanti juga si kakak capek sendiri, tidur sendiri. Yang penting anaknya satu tidur dulu.

Tapi..

Suara debuman keras terdengar dari luar, membuat si bungsu yang hampir terlelap kembali membuka matanya. Junkyu menghela napas beratnya, akhirnya dia beranjak dari tidurnya. Sambil menggendong Junghwan yang masih belum benar-benar tidur, dia berjalan keluar kamar.

"Huwaaa.. huwaa.."

"Bunda udah bilang kalo kakak tuh ngantuk." Omelnya.

Ruang tamunya berantakan, pasti anaknya mendorong meja, pasti niatnya untuk mengambil mainan dia yang tadi dirapihin Junkyu, yang sengaja Junkyu taruh di atas supaya ga gampang diambil. Tapi malah jatuh semua isi barang di meja.

"ASTAGA!!" Teriak Junkyu panik. Dia menghampiri si sulung yang dalam posisi terduduk menangis, dengan darah di bawah bibirnya.

Junkyu langsung mendudukan Junghwan di lantai, sementara dia memeriksa wajah Doyoung. Tiba-tiba saja tangan Junkyu gemetar melihat darah yang memenuhi dagu anaknya.

"Kakak astaga!!"

"..NDAA HUWAA.." Junkyu mencoba menekan lukanya supaya darahnya berhenti keluar, membuat si sulung semakin menjerit kesakitan.

"Astaga!!"

Junkyu mendongak mendengar suara yang tak asing, air di pelupuk matanya sudah menggenang sejak tadi, tinggal tumpah aja.

"Jihoon-ah." Ujarnya dengan suara gemetar.





...






Untung punya tetangga yang engga tau diri suka keluar masuk rumah Junkyu sembarangan. Untung juga ada Ben yang kebetulan lagi cuti.

Jihoon yang kebetulan datang masuk ke rumahnya langsung saja mengambil Doyoung dari pangkuan Junkyu. Katanya dari tadi dia mencet bel engga dibuka-buka pintunya. Dia langsung bawa anak sulung Junkyu ke rumah sakit bareng Ben yang juga dengan cekatan megang Jeongwoo sama Junghwan.

Malahan Jihoon yang sibuk nimang anak sulungnya buat berenti nangis, sampai dia yang lari-lari bawa Doyoung masuk ke rumah sakit. Junkyu daritadi cuma diem aja, dia sendiri udah pucet, matanya udah kering, bajunya yang warna putih polos sebagian udah penuh bercak darah. Kejadiannya berjalan cepet, tapi Junkyu ngefreeze, dia beneran engga bisa mikir, kaya cuma mimpi.

Dia duduk di kursi tunggu sendirian, Jihoon di dalam ruangan menemani anak sulungnya yang masih dalam penanganan dokter, sementara Ben di lantai bawah sama anak-anak ga ikut naik. Pas pintu ruangan terbuka, dia bangkit dari duduknya, barengan sama kedatangan Haruto yang setengah berlari ke ruangan. Oh, pasti Ben yang nelpon suaminya itu. Mereka berdua cuma saling tukar pandang sebentar, sebelum Haruto yang lebih dulu masuk ke dalam ruangan.

"Ayaah.. ayahh.. huhu.." Anak sulungnya langsung menjulurkan tangannya begitu Haruto masuk. Dagunya sudah diperban, tapi anak sulungnya masih menangis. Haruto langsung menggendongnya, mengusap air mata di pipi gembulnya, sambil memberikan ucapan penenang.

"Kata dokter bibir bawahnya harus dijahit, lukanya lumayan." Jelas Jihoon, membuat Haruto sama Junkyu langsung melotot panik.





...






Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang