🌼

3.9K 367 69
                                    

Skip time doy tk



.
.
.





Cerita kali ini itu perihal Junkyu yang dilarang Haruto membawa mobil sendiri. Bukan tanpa sebab. Masalahnya baru aja Haruto liat bagian belakang mobilnya penyok. Padahal baru kemarin dia benerin kaca spion mobil yang patah. Kalo kata Junkyu mah kan, people learning from mistake. Tapi tetep aja buat Haruto, duh.. servis mobilnya.

"Nanti kakak dijemput sama sekretaris aku, atau aku cariin supir, atau.." kata Haruto, di sepanjang perjalanan mereka kembali ke rumah usai cek kondisi mobil.

"Gak usah." Potong Junkyu cepat.

Haruto cuma hela napas. Dia masuk ke rumah ga ngomong apa-apa lagi. Percuma. Junkyu kadang sekeras batu. Tapi keputusannya juga udah final buat ga izinin Junkyu bawa mobil sendiri.

"Ayaahh.." Junkyu merengek, masih mengekori langkah Haruto menuju kamar. Sementara Haruto hanya merebahkan diri di kasur, kemudian membuka ponselnya, masih mengabaikan Junkyu.

"Kalo kamu keberatan, nanti aku yang bayar servis mobilnya." Lanjut Junkyu lagi.

Haruto memejamkan matanya, sambil berusaha mengatur napasnya. Kemudian dia mendudukan diri, menatap Junkyu yang memelas dengan wajah datar.

Buat Haruto, bukan itu masalah utamanya. Oke lah, biaya servis jadi masalah kesekian. Tapi tujuan awal dia izinin Junkyu bawa mobil itu kan soal keamanan dan kenyamanan. Kalo point pertamanya aja bikin Haruto was-was, masa iya dia izinin istrinya buat bawa mobil.

"Ayahh~" rengek Junkyu lagi.

"Bukan soal biaya servis, kamu ngerti ga sih."

"Kan.."

"Enggak, ga ada people peope an.. kalo setiap bawa mobil ada aja yang penyok. Mau tunggu kecelakaan parah dulu baru berenti? Kamu tuh bawa anak-anak loh."

Duh, mata Junkyu jadi panas denger Haruto ngomong kaya gitu. Sebagai istri dan bunda yang baik, Junkyu kan cuma mau melaksanakan tugasnya, mengantar-jemput anaknya sekolah, sambil dengerin cerita-cerita mereka selama di perjalanan pulang. Karena setiap detik itu berharga banget buat liat tumbuh kembang anaknya sendiri. Kalo dia harus biarin orang lain jemput anaknya, mungkin aja dia bakal ngelewatin momen kecil kaya Junkyu ga bisa liat gimana interaksi anaknya sama temen-temen atau gurunya pas pulang sekolah. Meskipun kecil, tapi kan dia jadi bisa liat langsung gimana perkembangan kemampuan bersosialisasi anaknya. Bukan cuma lewat cerita guru atau orang lain.




Lagipula sebenarnya sekolah kakak ga terlalu jauh dari apartemen. Tapi tetep aja, kalo jalan.. apalagi buat orang kaya Junkyu, agaknya bakal capek banget.


"Oke, aku punya alternatif lain. Tapi sedikit lebih capek."





_____





Akhirnya Haruto membelikan Junkyu sebuah sepeda. Seperti yang Haruto bilang sebelumnya, mungkin agak lebih melelahkan daripada mengendarai mobil. Tapi dengan begitu Haruto bisa merasa sedikit lebih aman. Tentunya tidak setiap hari Junkyu menjemputnya. Terkadang, jika Haruto memiliki waktu luang di jam kerjanya, dia akan menyempatkan diri untuk menjemput anak sulungnya, meskipun Junkyu sudah bilang tidak perlu repot-repot, tapi Haruto akan berdalih bahwa dia ingin makan siang di rumah.

Hari ini Junkyu menjemput anak sulungnya agak terlambat, salahkan saja Jihoon yang kebanyakan mengoceh, membuat Junkyu jadi lupa waktu.

Begitu sampai di depan gedung sekolah, dia disambut oleh sang guru yang kemudian memanggil anak sulungnya yang tengah bermain di halaman sekolah dengan kucing liar. Hanya tersisa anak sulungnya, sepertinya semua temannya sudah dijemput.

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang