+congrads!+

1.1K 136 10
                                    


Hari ini tuh hari spesial. Hari wisuda adek dari sekolah SMP-nya. Berhubung spesial, hari ini Haruto ambil cuti, plus kakak udah izin sama bunda buat bolos satu hari aja buat ikut, soalnya sekolah kakak masih masuk.

Acaranya baru mulai jam 10 pagi, sementara Junghwan udah sampe di sekolah dari jam 8 pagi tadi.

"Kakak siap-siap berangkat sekolah sana," kata Haruto yang baru keluar dari peraduan alias baru bangun tidur, lalu melihat anak sulungnya di dapur masih mengenakan piyama.

"Lah, kakak mau ikut acara wisuda adek, udah izin bunda wlee."

"Adek mana?"

"Udah berangkat duluan."

"Kakak, mana guntingnya?!" teriak bunda dari ruang tamu, membuat si sulung berlari meninggalkan Haruto di dapur.

Haruto mengambil air minum, sebelum ikut menyusul ke ruang tamu. Di sana tuh Junkyu lagi sibuk dekor tembok memasang kertas bertuliskan "JUNGHWAN LULUS SMP!", sama nempelin pernak pernik lucu lainnya dibantu sama kakak. Ini sebelas dua belas sama dekorasi ulang tahun anak kecil.

"Ayah, tolong pompain balon dong," kata Junkyu tanpa menoleh ke arah Haruto.

"Nanti pas pulang kempes ga sih?" tanya Haruto, memastikan nih dia daripada pekerjaannya nanti sia-sia.

"Engga bakal lah, aku kan beli balon mahal."

"Ngeles aja itu bun, ayah." timpal si kakak. Tiada hari tanpa memercik api keributan kakak tuh.

"Ya nanti kalo kempes berarti kamu mompanya ga bener."

"Iyaa iyaa."






Haruto pasrah deh, nurut aja lah apa kata istri.






....






Haruto, Junkyu sama Doyoung pergi ke sekolah adek sesuai waktu yang tertera di undangan dengan membawa sebuket bunga yang lumayan besar. Di tempat duduk tuh mata ketiganya menelisik ke seluruh penjuru ruangan mencari keberadaan si bungsu.

"Itu tuh adek!!"

"Ssh kakak jangan berisik."

"Eh dia mau naik ke podium!"

"Ayah juga, jangan berisik."

Junkyu tak hentinya menggeleng, sesekali menunduk meminta maaf ketika beberapa orang menoleh ke arah mereka saking berisiknya.






...





Begitu sampai rumah si kakak langsung melemparkan confetti ke arahnya, sementara Junghwan dilanda kebingungan. Junghwan menggaruk pelipisnya bingung melihat seisi ruang tamu yang begitu ramai, dan banyak kotak kado di lantai. Natalnya udah lewat dua bulan lalu.

"Yeaay!! Selamat lulus!" teriak si kakak.

"Ini tuh kayanya berlebihan ga sih. Adek kan ga dapet penghargaan apa-apa di sekolah, rasanya ga pantes aja dirayain kaya gini," katanya. Dia cuma bisa lulus sebagai siswa biasa tanpa predikat siswa dengan nilai terbaik atau apapun. Tapi Ayah, Bunda, sampai sang Kakak menyiapkan begitu banyak hadiah, bikin dia merasa mereka terlalu baik.

"Loh, berhasil lulus dan naik satu tingkat lagi kan juga pencapaian besar adek," kata Junkyu, senyumnya yang dari tadi terpatri di wajah manisnya mendadak luntur, tangannya dia silangkan di dada.

"Iya betul, pencapaian sekecil apapun kan harus dirayain pake uang Ayah," kata Kakak. Haruto cuma ngangguk aja. Pernyataan keduanya bener kok, Haruto sama sekali ga keberatan.

Junghwan cuma menghela napas berat, lalu meringsut memeluk Junkyu yang berada tepat di sampingnya. Junkyu balas memeluknya tak kalah erat sambil mengusap punggung si bungsu.

"Makasi ya, Bunda."

"Iya, besok-besok ga boleh ada pikiran kaya gitu. Junghwan tuh hebat dengan pencapaiannya sendiri."

Junghwan mengangguk dalam pelukannya, lalu melepasnya, menangkap senyum manis sang bunda yang begitu hangat.

Kemudian beralih memeluk si kakak yang sudah lebih dulu merentangkan tangannya.

"Bilang apa?"

"Thanks bro."

Doyoung terkekeh kecil, dia menepuk punggung adiknya cukup keras, lalu melayangkan protes, "Eh, jangan tinggi-tinggi lu."

Junghwan cuma ngangguk aja menimpalinya, soalnya bukan timing yang pas buat ngeledek si kakak. Setelahnya dia beralih memeluk Haruto.

"Makasi, Ayah."

"Congrats boy! Jangan cepet-cepet gede," kata Haruto seraya mengusap pucuk kepala si bungsu. Sebelas dua belas sama si kakak, soalnya Haruto ngerasain makin hari anak bontotnya ini makin tinggi aja. Bukan maksudnya menghalangi tumbuh kembang si anak, tapi ya Haruto mau menikmati momen lebih lama lagi aja.

"Eh makan dulu yuk, udah siang," kata Junkyu.

"Bunda udah masak banyak tuh," kata Haruto.

"Sama ada cake!" kata kakak bersemangat, itu kesukaan dia soalnya, sama Junghwan juga suka kok.








Junghwan tersenyum simpul. Selama hari-hari di sekolah, Junghwan pikir dia kepayahan, dan kewalahan. Tapi di keluarga kecilnya, semua Junghwan dibanggakan, semua Junghwan dirayakan.








Kkeut





Agak basi emang, ngalahin waiji. Aku tinggal tidur dulu😭🙏

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang