Happy Birthdayy!

4K 449 50
                                    

Ayah itu tipikal orang yang pelupa, apalagi kalo soal ulang tahunnya sendiri. Soalnya kata ayah, sejak nikah sama bunda itu everyday it's my birthday. Ga perlu nunggu hari ulang tahun, setiap hari itu spesial.

Hari ini ayah berangkat kerja pagi, pulang siang. Rapat abis itu cabut pulang. Anak ceo mah bebas. Karena hari ini ulang tahun ayah, Junkyu inisiatif buat kue ulang tahun. Haruto tentu aja liat istrinya yang sibuk di dapur sejak dia tiba di rumah, tapi dia ga nanya apa-apa, soalnya bunda memang sering buat kue buat kedua anak mereka, jadi bukan hal baru.

Junkyu membuat kue di dapur, sementara Haruto bersama kedua anaknya di ruang tamu. Junkyu pikir mereka tidur, karena di sana hening sama sekali tidak ada berisik-berisik jeritan anaknya.






Ovennya berbunyi, bersamaan dengan suara tangisan anak bungsunya dari ruang tamu.

"Sayangg.." panggil Haruto. Junkyu buru-buru meletakan kue yang baru matang ke atas meja, sebelum pergi ke ruang tamu. Biasanya Haruto hanya akan memanggilnya jika dia kerepotan.

"Kenapa ayah?" Tanyanya, dengan mata mengerjap bingung. Dia menghampiri si bungsu yang masih ditimang dalam gendongan Haruto.

"Junghwani kenapa hmm?" Junkyu pun mengambil alih anak bungsunya ke dalam gendongannya.

"Kebangun denger suara telepon aku, aku mau jawab telepon orang kantor dulu sebentar." Kata Haruto, Junkyu pun mengangguk mengerti lalu ayah pergi menuju kamar.

Junkyu mengusap punggung Junghwan lembut, ketika menunduk ke arah kasur di lantai, Junkyu melihat anak sulungnya mengerjapkan mata bulatnya, wajahnya masih terlihat sangat mengantuk, sepertinya dia ikut terbangun karena suara ponsel Haruto ditambah suara tangisan Junghwan. Anak sulungnya kembali menguap dengan lebar, Junkyu pikir sebentar lagi dia akan kembali terlelap. Maka Junkyu pun kembali ke dapur dengan Junghwan dalam gendongannya.





Ketika Junkyu pergi ke dapur, kakak mendudukan diri. Mengucek matanya, lalu dia perlahan bangkit, lalu berlari kecil menuju kamar. Kamarnya tidak dikunci, hanya ditutup pintunya. Dia berjinjit berusaha meraih gagang pintu, namun tetap tidak sampai. Mendorong dengan badan mungilnya tapi pintu tak kunjung terbuka, hingga dia mengetuk-ngetuk daun pintu sambil berucap dengan suara serak.


"a-yahh.."



Di dalam kamar Haruto hanya bisa terkekeh pelan mendengar suara anak sulungnya. Sebenarnya tidak tahan untuk membuka pintu, tapi dia masih menelpon, anak sulungnya akan repot jika melihatnya berbicara di telpon. Jadi dia biarkan saja.




...




Junghwan didudukan Junkyu di kursi makan miliknya, sementara dia memulai mengoles cream pada kuenya. Tak lama tubuh mungil yang lain memeluk kakinya. Junkyu tidak menoleh, tetap fokus pada kuenya, dia hanya bertanya, "kakak kok udah bangun?"

"..nda youngi mauu kue." Ucapnya, suaranya masih serak. Setengah sadar dia berlarian kesana kemari.

Anak sulungnya berjinjit, sambil menjulurkan tangannya, meminta Junkyu mengangkatnya.

"Sebentar kakak, belum jadi."

"..youngi mau bancuin.."

"Doyoungi ga main sama ayah?" Tanya Junkyu, mencoba mengusir anaknya secara halus dari dapur.

"..ayah agi keja."

"Bunda juga lagi kerja."

"..youngi mau bancuu.." ucapnya lagi, masih berjinjit lalu menarik ujung kaos Junkyu.

"Aihh.."

"Kakak." Panggil Haruto dari ruang tamu.

"Tuh, kakak dicari ayah."

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang