toilet training

3.9K 536 61
                                    

Ketika tengah tertidur, Junkyu merasakan berat di tubuhnya, membuatnya menyipitkan matanya merasakan tangan kecil menyentuh wajahnya.

"..nda, pipis.."

"Hah, pipis.. kamu kan pake pampers." Junkyu beranjak duduk, sembari mengusap matanya. Lalu melihat anak sulungnya yang duduk sambil memegang area selangkangannya.

Mungkin bocor, pikirnya.

Namun begitu Junkyu mengeceknya, celana anaknya masih kering.

"nda.. pipiss.." ucapnya lagi, membuat Junkyu akhirnya mengangguk. Menggendong si sulung ke kamar mandi, sementara Haruto dan Junghwan masih terlelap.







=====




Doyoung sudah hampir memasuki usia 3 tahun. Sejak lama ibunya Junkyu menyarankannya untuk berhenti memakaikan pampers pada anaknya, dan melakukan toilet training. Ketika usianya baru masuk 2 tahun, Junkyu sudah mencoba toilet training. Tapi setiap saat Doyoung mengompol, dia juga menolak untuk diajak ke toilet ketika merasa ingin buang air kecil maupun besar. Hingga akhirnya Junkyu menyerah, dan membiarkannya memakaikan pampers.

Namun di usianya yang sekarang, Haruto kembali memaksa melakukan toilet training. Membiarkan si sulung tidak mengenakan pampers di sepanjang harinya dan hanya memakainya di malam hari.

Ketika Junkyu selesai dengan urusan dapurnya, lalu kembali ke ruang tengah menghampiri kedua anaknya. Saat itu Doyoung langsung berucap, "nda..pipis."

Dan saat Junkyu menghampirinya, celana hingga karpet sudah basah. Membuat Junkyu menghela nafas, lalu menarik pelan hidung mungil anaknya.

"Kakak kok udah pipis baru bilang.."

"..nda youngi pipiss.." ucapnya lagi sambil mengerutkan hidungnya. Wajahnya terlalu gemas membuat Junkyu mana tega memarahinya. Akhirnya dia memilih mengangkat si sulung untuk dibawa ke toilet.

Selesai memakaikan anaknya pakaian yang baru, sebelum dia berlari kabur keluar, Junkyu menahan lengannya. Junkyu menangkup wajah mungil anaknya, membuatnya mengerjapkan matanya bingung.

"Doyoungi kalau mau pipis panggil bunda."

"Ne.."

"Bilang apa."

"..gil ndaa.. youngi mu pipis.."

"Ne."

Setelah Junkyu menjauhkan tangannya, si sulung langsung berlari keluar.






___






Hari ini Haruto berada di rumah. Selagi Junkyu menyiapkan makan siang, dan kedua anaknya bermain akur di lantai. Haruto menyilangkan tangan di kedua dada, merebahkan tubuhnya di sofa. Mungkin sebentar lagi dia akan terlelap jika anaknya tidak memanggil.

"Yah, mu pipis.." Doyoung berdiri sambil memegang area bawahnya. Haruto segera bangun dari posisi rebahnya di atas sofa. Secepat kilat menghampiri si sulung, dan mengangkatnya.

"Kakakk mau pipis? Ayo ke toilet- ahh.." Namun belumnya juga ada selangkah, tapi celana anak sulungnya sudah lebih dulu basah, hingga lantai pun ikut banjir.

"..ya yahh.."

"Kenapa?" Junkyu yang baru datang bertanya, lalu seperti sudah terbiasa dia hanya menggeleng.

"Yauda sana ke kamar mandi, sekalian mandi.. kalian kan belum mandi. Nanti disini aku beresin."

"Oke."

Haruto langsung pergi ke toilet dengan si sulung.

Di toilet Haruto memasang wajah datar, sementara anak sulungnya tertawa girang ketika ayahnya mengarakan air ke seluruh tubuhnya.

"..yah nginn.. nginn.." ucapnya sambil tertawa memamerkan deretan gigi susunya.

"Kamu pikir kamu lucu huh." Balas Haruto menangkup pipi si sulung hingga bibirnya mengerucut. Lalu Haruto kembali mengambil sabun, sementara Doyoung berdiri di pinggir bathub sambil memainkan bebek yang berenang di sana.

Wajah ayahnya datar tidak seperti biasanya. Ketika ayahnya kembali dan menggosok tubuhnya dengan sabun, Doyoung menyipratkan air di wajah sang ayah, membuat Haruto menghela nafas.

"Kakak." Ucap Haruto penuh peringatan, namun Doyoung semakin jadi menyipratkan air sambil tertawa hingga wajah Haruto basah.




Haruto menarik sudut bibirnya tipis. Mau pura-pura marah juga mana bisa.







...






"Capek ya.."

Di malam hari Haruto dan Junkyu duduk di sofa, ketika ke dua anaknya sudah tertidur. Mereka hanya duduk bersisian, dengan Junkyu yang fokus menonton tayangan ulang drama yang dilewatinya. Dia lantas menoleh ke arah Haruto, lalu terkekeh melihat wajahnya.

Seharian dia menjaga anaknya, sambil menemani toilet training Doyoung yang baru berjalan beberapa hari.

"Udah mendingan sih, kakak mau ngomong.. biasanya diem-diem tau-tau celananya basah." Tambah Junkyu, kembali fokus ke layar tv.

"Kamu sih, kasih kakak minum air putih terus."

"Loh, terus anak kamu aku kasih rumput aja gitu?"

"Yaa ngga gitu.."

"Biar sehatt, ga kaya kamu." Balas Junkyu sambil menarik hidung besar suaminya gemas. Kalau bicara suka ngawur sih.

"Kakak sehari bisa 5x ganti baju, belum lagi selimut, karpet, terus ngepel. Petugas apart di bawah juga heran ngeliatnya, setiap hari aku laundry selimut sama karpet." Lanjut Junkyu bercerita.

"Ya, gimana ya, kalo ga dibiasain nanti makin kebiasaan kan pake pampers."

"Iya sih."

"Nonton apa sih kamu, drama banget." Ucap Haruto menyipitkan matanya, sambil menguap.

"Ya emang drama, ga boleh kemana-mana harus temenin aku nonton." Jawab Junkyu memeluk sebelah tangan Haruto, menahannya untuk beranjak. Karena Haruto sudah menguap terus dari tadi.

"Ya pokoknya kalo aku ketiduran kamu gendong aku ke kamar."

"Iya, nanti aku tinggal di sofa."








=====






Begitu Haruto bangun dari tidur, kamar sudah sepi. Dia pergi ke toilet, sebelum keluar dan melihat keluarga kecilnya duduk menikmati sarapan di ruang tamu, sambil menonton tayangan kartun pagi.

Junkyu menyuapkan Junghwan sereal, sementara Doyoung memakan sendiri miliknya. Haruto ikut duduk, lalu mengambil potongan buah di meja.

"na.." Junkyu menunduk, pandangannya mengikuti arah tangan si bungsu yang menunjuk pipi penuh Haruto.

"Hwani mau buah?" Tanya Haruto, dan Junghwan mengangguk kecil lalu membuka mulutnya. Haruto mengambil potongan kecil buah didekatnya, lalu disuapkan pada anak bungsunya.

"Haruto, haruto.. tadi pagi pampers kakak kering, terus dia bangun minta ke toilet." Cerita Junkyu.

"Oh ya, engga ngompol lagi?" Tanya Haruto, mendekatkan wajahnya ke arah anak sulungnya lalu mencium sebelah pipinya.

"..pas bobo, yongi mu pipis yah.."

"Tuh giliran dipakein pampers baru minta ke toilet." Ucap Junkyu. Sementara si sulung hanya melengoskan wajahnya ke arah tv.

"Yah, youngi mu pipiss.." ucapnya lagi menoleh ke arah Haruto sambil memegangi area selangkangannya.

"Pipis, ayo." Haruto buru-buru bangun lalu menggendongnya.

Junkyu hanya tersenyum kecil melihatnya. Perlahan Doyoungi mulai terbiasa dengan tidak adanya pampers. Bagi Junkyu, itu satu pencapaian dalam proses pertumbuhannya. Membuatnya bangga pada dirinya sendiri.







To be continued


udah ngedukasi bgt gasie book ini wkw, semoga kalian cepat bosan 😘

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang