sick, again

7.5K 662 183
                                    

Junkyu mengerang, nafasnya tersengal, sementara jantungnya berdegup kencang. Ia terus berlari hingga pijakannya tak lagi terasa, dan selanjutnya yang ia rasakan adalah sensasi jatuh dari ketinggian. Matanya langsung terbuka, mengerjap cepat menatap langit-langit kamarnya, perasaan kaget masih menyelimutinya, dadanya juga masih bergemuruh ribut. Junkyu langsung terduduk di atas ranjangnya, menengok ke samping kanan dan kirinya, anak-anak dan suaminya sedang tertidur nyenyak.

Ia hanya bermimpi buruk.

Junkyu meneguk ludahnya kasar, menghapus keringat di wajahnya. Ia bermimpi seorang pembunuh mengejarnya, dan ingin melukai kedua anaknya.

Junkyu merangkak ke atas anaknya, mengusap helaian rambut keduanya bergantian sebelum mengecup ringan kening keduanya.

Masih dini hari ia terbangun, tiba-tiba ketakutan menyelimutinya. Mimpinya benar-benar terasa nyata. Junkyu kembali merebahkan dirinya, memejamkan matanya berusaha untuk tidur. Tapi tidak bisa, mimpi tadi masih terus membayanginya. Junkyu melirik ke samping, dimana Haruto terlelap di sisi ranjang yang paling ujung.

Kamar yang mereka tempati sekarang memang sangat luas, mereka masih tidur bersama berempat. Karena anaknya sudah terlalu besar untuk tidur di box bayi, dua kasur disatukan hingga ranjangnya jadi sangat lebar. Doyoung tidur di paling pojok merapat ke tembok, di sebelahnya Junghwan lalu Junkyu, baru lah Haruto di ranjang yang paling ujung, menjaga mereka agar tidak terjatuh ke lantai. Kalau sampai jatuh.. ya pasti Haruto duluan yang bercumbu dengan lantai.

Sudah beberapa menit Junkyu habiskan hanya untuk bergerak gelisah. Akhirnya ia melirik Haruto, kemudian masuk menenggelamkam diri dalam dekapan suaminya. Haruto masih tidur dengan nyenyak, ia bukan tipikal yang mudah bangun apalagi hanya dengan gerakan kecil. Tapi Junkyu memeluknya erat, wajahnya mendusel terus menerus di dada Haruto, masih bergerak gelisah. Haruto lalu membuka sebelah matanya, berucap dengan suara serak yang berat.

"Kamu kenapa?" Tanyanya, menangkup wajah Junkyu hingga mendongak ke arahnya. Dahinya penuh dengan peluh.

"mimpi buruk," jawab Junkyu terdengar lirih, kembali menyembunyikan wajahnya di dada Haruto.

Haruto balas memeluknya seraya mengusap lembut punggung istrinya, kemudian melingkarkan kakinya, membungkus Junkyu menjadikannya guling, lalu berisik, "ada aku.."

Rasa takut yang tadi menyelimutinya perlahan hilang, dan Junkyu mulai kembali terlelap.





...




Junkyu bangun ketika merasakan pipinya di tepuk pelan namun cepat. Ia membuka matanya yang terasa berat, mencoba beranjak bangun tapi pening menyerang kepalanya. Ia bisa melihat Haruto mendorongnya kembali, hingga merebah di atas ranjang.

"Sayang kamu panas.." Junkyu cuma menatap sayu ke arah Haruto, matanya bahkan terlalu berat untuk tetap terbuka. Junkyu melihat Haruto berjalan keluar kamar. Sementara Junkyu menengok ke sisi kasur sebelahnya, kedua anaknya masih tidur. Sekarang jam berapa? Jelas-jelas sinar matahari sudah masuk lewat celah jendela. Sekali lagi Junkyu mencoba bangun, Haruto masuk dengan sebaskom air hangat, menggeleng melihat istrinya.

"Aih watanabe Junkyu." Ucapnya penuh peringatan, namun halus.

"Haru, sekarang jam berapa. Aku belum buat sarapan buat anak-anak." Ucap istrinya memasang wajah sedih. Haruto menghela nafasnya, sebelum duduk di hadapan Junkyu mengusap pipinya yang masih terasa panas.

"Aku udah pesen makanan buat anak-anak."

"Tapi.."

"Percaya deh, sesekali beli makanan di luar gapapa."

Haruto beralih memegang kedua bahu Junkyu dan kembali merebahkan dirinya di kasur, dengan telaten memasang kompres di dahi Junkyu.

"Kamu istirahat lagi aja." Haruto mengecup pipinya sebelum pada akhirnya Junkyu benar-benar kembali terlelap.



Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang