+ 🎨 +

3.3K 453 47
                                    

Minggu sore, setelah selesai menyiapkan makan malam Junkyu pergi ke ruang tamu. Di sana anak sulungnya masih berkutat dengan kertas yang sedari tadi siang dicoret-coretnya. Beberapa lembar berserakan di lantai, beberapa lagi sudah berubah menjadi bola kasar.

Dia menghampirinya, duduk di samping anak sulungnya, bersamaan dengan Haruto yang baru saja keluar dari kamar dengan wajah segar, baru selesai mandi.

"Buat apa sih kak, daritadi ga selesai-selesai?" Tanya Junkyu.

Yang ditanya hanya memajukan bibirnya beberapa centi dengan tangan masih sibuk coret-coret.

"Gambar.. bunda." Dia meletakan pensilnya di meja, lalu mengangkat kertas, menunjuk gambar wajah yang dibuatnya.

Haruto yang ikut duduk di sebelah Junkyu melihat gambar anak sulungnya refleks tertawa dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto yang ikut duduk di sebelah Junkyu melihat gambar anak sulungnya refleks tertawa dengan keras.

Junkyu memperhatikan gambar anak sulungnya dengan mata menyipit, sementara sebelah tangannya bergerak ke pinggang suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Junkyu memperhatikan gambar anak sulungnya dengan mata menyipit, sementara sebelah tangannya bergerak ke pinggang suaminya.

"Awww sakittt!!"

"Bagus kokk." Ucap Junkyu memujinya, kasian.. ga tau udah kertas ke berapa soalnya. Sementara anak sulungnya masih menatap gambarnya tidak puas.

Haruto masih meringis, mengusap pinggangnya, bekas cubitan sayang istri tercinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto masih meringis, mengusap pinggangnya, bekas cubitan sayang istri tercinta.

"Jelek bunda." Ucap kakak dengan wajah lesu.

Kemudian tak lama Junghwan datang dengan buku di tangannya.

"Hahaha.. gambar apaan ini kak?" Ledek si bungsu. Junkyu mengusap keningnya pelan, suaminya berhasil dijinakin, anak bungsunya engga jauh beda kaya Haruto.

"Berisik." Kesal Doyoung.

"Kak tukeran yuk." Ucapnya menyodorkan buku bahasa korea pada Doyoung.

"Ah elah, bilang dari tadi kek, udah capek-capek gambar."

"Adek, kok-"

"Bunda, itu cuma tugas mengarang, adek ngerti kok pelajaran bahasa korea, cuma kakak kan lebih hebat kalo soal mengarang. Jadi apa salahnya saling membantu, kan bunda yang ajarin buat selalu saling tolong menolong, ya kan bun.. yaa.." Junghwan menatap Junkyu sembari menaik-naikan alisnya, membuat Junkyu berpikir.

Emang sih dia selalu ngajarin anaknya buat saling bantu. Tapi kan kalo tukeran ngernain tugas kaya gini..

"Alesannya bagus juga dek." Timpal Haruto.

"Ayah kalo ga mau bantuin ga usah ngomong, kasian kakak udah 10x gambar ga ada yang bagus hasilnya."

"Kamu kok ngatain gambar kakak jelek."

"Ya emang iya kan."

"Iya sih."

Junkyu hanya menggeleng melihatnya, lalu Haruto beralih mengambil kertas kosong di meja.

"Nih, ayah bantuin gambar."

Junkyu, Doyoung dan Junghwan hanya saling melempar pandang. Oh, tentu saja menantikan hasil karya ayahnya.

"Nih."

Selesainya cepat, orang Haruto ngasal gambarnya. Mereka bertiga refleks tertawa melihat gambar Haruto.

"Apaan sihh jelek banget." Ucap Junkyu membuat Haruto mengerutkan dahinya.

"Tuh kan, giliran gambar anaknya jelek dibilang bagus. Giliran aku dihina." Ucap Haruto sambil mengerucutkan bibirnya merajuk.

"Gapapa ayah, seenggaknya gambar kakak lebih bagus sedikit daripada ayah, jadi kan keturunan keluarga kita ada peningkatan skill." Balas si kakak, ga tau sih.. mau ngasih support ke Haruto apa mau banggain diri, beda tipis soalnya.

"Yaudah, gambar kan emang bukan skill wajib.. gapapa kakak kumpulin gambar buatan sendiri. Namanya juga gennya gitu." Ucap Junkyu  sambil mengusap belakang kepala anak sulungnya.

"Kalo ada yang jelek pasti bilangnya turunan ayah."

"Iyalah.. kalo bagus itu turunan bunda." Junkyu menjulurkan lidahnya sambil tertawa geli.

"Ga jadi tukeran nih?" Tanya Junghwan.

"Engga lah."

"Terus tugas adek gimana..."

"Hih.. yaudah sini kakak bantuin."





Junkyu tersenyum melihat kedua anaknya, si kakak ngebantuin adek mengarang cerita. Nah kan kalo tolong menolongnya kaya gini kan bener ya.







Tebece




Itu adegan ruto ngetawain gambar doy, sama junkyu bilang joayo nya no tipu2 ya guys. Udahlah pensiun nulis aja aku mah, ga ada yang perlu dihaluin lagi, dah mandiri.

Family Time!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang