Happy reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya•
•
•"Dari siapa?" tanya Adel.
Ratna diam
"Dari ...." Ratna berhenti sejenak, "Cowok dengan inisial AS."
"Siapa itu?" tanya Adel penasaran.
Ratna hanya mengedikkan bahu tanda pura-pura tidak tahu.Di dalam hati, Adel mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada orang yang memberikan kanvas tersebut. Walaupun tidak tahu siapa gerangan cowok itu. Sebab, butuh waktu menabung sebulan buat beli kanvas sebesar itu.
"Terima kasih, Na."
"Sama-sama, Adel. Kamu suka kan?" tutur Ratna.
"Suka banget." jawab Adel dengan senyum yang sangat manis.
Adel pun pergi ke kamar dengan memeluk kanvas barunya tersebut. Sedangkan Ratna, masih duduk di teras asrama menikmati siang yang begitu panas.
"Adel beruntung banget," batin Ratna.
♥♥♥
Ummi kini sedang duduk santai di ruang tamu sambil mendengarkan Gus Alif murrotal alqur'an di sampingnya. Setengah jam berlalu. Gus Alif mengakhiri rutinitasnya itu, Kemudian menoleh ke arah ibunya yang memandang dirinya.
"Ummi, Alif udah selesai ngajinya," ucap Gus Alif.
"Lalu?" jawab Ummi.
"Jangan liatin Alif terus," kekeh Gus Alif.
"Emang kenapa?" goda Ummi sambil tersenyum pada anak sulungnya tersebut.
"Nanti Alif jatuh cinta, soalnya Ummi cantik," goda balik laki-laki berumur 21 tahun itu.
Hubungan Gus Alif dengan Ummi Nafisah memang sangat dekat. Sehingga, Gus Alif pun akan sangat terbuka dengan Umminya itu. Ummi juga menganggap Alif adalah temannya, bukan anak yang harus dikekang untuk menjadi ini itu seperti hal nya orangtua lain. Saat Gus Alif kuliah di kairo, sesekali, Gus Alif video call dengan Ummi untuk bercerita kehidupannya di sana. Terkadang, Ummi juga merekomendasikan film-film yang disukai Gus Alif.
"ALIF," geram Ummi Nafisah.
"This is the fact. Ummi is my beloved women in my life."
"Thank you, My son," Ummi memeluk anak pertamanya dengan itu dengan penuh kasih sayang.
Alif hanya pasrah menerima pelukan ibunya tersebut.
"Lif, bahagianya Ummi terletak pada bahagiamu. Jadi, siapapun nanti pasangan hidupmu, Ummi akan menerima. Asal dia baik dan tulus mencintaimu. Bukan karena kamu anak Kiai Wahab, ataupun karena kamu tampan," celetuk Ummi dengan menyunggingkan senyuman.
"Terima kasih Ummi. Sebenarnya, sudah ada nama yang buat aku mikirin nama itu terus. Dan ternyata, dia yang aku suka dari sebelum Alif kuliah ke kairo." Alif bercerita tentang perasaanya pada Ummi.
Ummi terkejut mendengar penuturan anaknya. Karena sebelumnya, Gus Alif tidak pernah bercerita tentang wanita yang ia suka. Dia mungkin terbuka pada Ummi, tapi tidak untuk urusan hati. Namun, hari ini Gus Alif bercerita tentang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Impian Santri ✓[END]
Teen Fiction"Maksud kamu apa megangin hijabku?" ketus Adel tanpa menoleh ke arah Riski. "Lo ngapain pindah pondok?" tanya Riski keluar dari topik. "Bukan urusan kamu!" "Lo pindah pondok mana?" Riski tetap menanyakan hal yang sama walaupun tidak mendapatkan ja...