Happy reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya.•
•
•Gus Alif duduk santai di sofa sambil memasang headset di telinganya. Sesekali, ia juga menggigit buah apel yang ada di meja. Ia terlihat berwibawa walau sedang santai seperti itu. Ketampanannya membuat siapapun yang melihatnya pasti menghentikan pandangannya.
Gus Alif mengetikkan sebuah pesan kepada Ustad Asyraf.
|Ustad, perlombaannya udah selesai?
Tidak perlu menunggu lama, notifikasi pesan pun berbunyi.
Ustad Asyraf
Sudah, Gus. Ada apa?||Nanti, fotoin kaligrafinya Adel ya!
Ustad Asyraf
Siap, Gus.|Gus Alif menyunggingkan senyum. Ia menantikan pesan yang nanti dikirim ustad Asyraf. Ia jatuh cinta untuk pertama kalinya pada lukisan yang ditemukan di al-marinya dulu. Dan kini, ia ingin melihat lukisan itu lagi untuk kedua kalinya dalam bentuk berbeda.
"Adelia Rahma," gumam Gus Alif, "Anak polos yang sampai sekarang berhasil memnuhi isi kepalaku."
Sepuluh menit kemudian, handphone Gus Alif berbunyi.
Ustad Asyraf
Mengirim sebuah gambar|
Ini, Gus.|
Gus Alif tersenyum sangat manis saat membuka pesan dari Ustad Asyraf. Ia melihat kagum dengan lukisan tersebut. Keindahan, perpaduan warnanya, dan proporsinya yang pas, membuatnya tak berkedip saat melihatnya.
"Aku yakin bahwa anak polos itu adalah kamu, Adelia Rahma." wajah Gus Alif terlihat berseri.
Di lain tempat, Adel dan Riski sedang menyiapkan jantung karena sebentar lagi, juara akan diumumkan. Mereka berdua saling memasang wajah sendu. Namun, Ustad Asyraf selalu memberikan motivasi agar mereka tetap optimis dengan kerja kerasnya.
Salah satu juri kaligrafi naik ke atas panggung dan mengambil mic.
Jantung Adel dan Riski bedetak lebih cepat dari biasanya.
"Kemenangan bukan hal utama dari sebuah perjuangan. Kalah dan menang hanyalah soal urutan. Dan menurut saya, kalian semua adalah pejuang yang hebat yang sudah berani menampilkan ketrampilannya." seluruh peserta dan pendamping serius mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh juri.
"Saya umumkan dari juara tiga hingga juara satu. Langsung saja. Juara tiga putra diraih oleh nomor urut 39 dan juara tiga putri diraih nomor urut 22." tepuk tangan memenuhi seisi ruangan.
Adel dan Riski menghela nafas.
"Juara tiga aja gak dapet, apalagi juara dua sama satu," gumam Adel.
Adel berjalan menjauhi panggung. Ia ingin mencari udara segar untuk menyambut kekalahannya. Akhirnya, ia duduk di kursi yang ada di bawah pohon besar.
"Juara dua putra diraih oleh nomor urut 41 dan juara dua putri diraih oleh nomor urut 20." tepuk tangan yang sangat gemuruh terdengar di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Impian Santri ✓[END]
Teen Fiction"Maksud kamu apa megangin hijabku?" ketus Adel tanpa menoleh ke arah Riski. "Lo ngapain pindah pondok?" tanya Riski keluar dari topik. "Bukan urusan kamu!" "Lo pindah pondok mana?" Riski tetap menanyakan hal yang sama walaupun tidak mendapatkan ja...