36.💞

893 114 39
                                    

Happy reading 💞
Vote dan komennya jangan lupa



"Kamu itu layaknya amil jawazm yang bisa merubah fiil mudhori' yang awalnya berharokat dhummah menjadi sukun."

-Gus Alif Sya'bana.

•••

Adel terbangun dari lelap tidurnya. Netranya pun langsung mengarah pada jam bundar yang terpasang di dinding kamarnya.

03.00 WIB.

Dia meluruskan tangan dan juga kakinya sebab terasa pegal. Tak lama kemudian, ia segera mengambil air wudu guna ingin melaksanakan solat tahajud. Kini, suasanya sangat sepi karena santri lain masih setia dengan pulau kapuknya.

Di ponpes Asy-syifa santri putra maupun putri wajib bangun tidur pukul 03.30. Namun, tak bisa dipungkiri, juga banyak santri yang sudah terbangun sebelum jam tersebut. Salah satunya adalah Adel.

Selesai berwudu, ia mengenakan mukena lalu menggelar sajadahnya.

Allahu akbar.

Lima menit kemudian, Adel selesai melaksanakan dua rokaat solat tahajudnya. Dia pun mengadahkan kedua tangannya, dan wajahnya menatap lurus dinding di depannya.

"Ya Allah, Ya robbi, tuhan semesta alam. Tuhan yang maha kuasa. Tuhan sang maha pembolak-balik hati. Jujur, hati ini terasa bahagia untuk pagi hari ini. Di luar pun, bintang masih tersisa menemani sepinya solat tahajudku. Bibir ini selalu ingin merekahkan senyum. Ya Allah hanya engkau yang tahu isyarat semua ini. Ridhoilah dan berkahilah hidupku, Ya Allah." Adel mengusapkan tangannya ke mukanya.

Selesai solat tahajud, dia beranjak kemudian mengambil alqur'an yang berwarna hitam, miliknya. Hadiah dari ibunya saat dia selesai menghafalkan juz tiga.

Dan kini, hafalannya baru mencapai juz 10. Di jenjang MA, ia terlalu fokus dengan dunia sekolahnya, hingga agak lelet untuk mengahafalkan alqur'an. Dan mulai sekarang, dia ingin mengejar target yang ia buat sendiri enam tahun lalu, yaitu harus mendapat 15 juz saat tamat MA.

Di tengah-tengah dia menderes alqur'an, Mbak Silfa datang menghampiri Adel.

"Udah solat tahajud?" tanya Mbak Silfa.

"Udah, Mbak."

"Alhamdulilah. Mau muroja'ah sama aku?" tawar Mbak Silfa.

"Nanti dulu ya, Mbak. Soalnya aku lagi hafalan pagi ini. Masih belum lancar," sahut Adel.

"Kalau udah siap, panggil aku aja."

"Siap, Mbak."

♥♥♥

Di asrama putra. Wajah Zafran sudah basah oleh air wudu, tapi Riski masih terlihat nyaman dengan mimpi indahnya.

"Kak Riski, bangun." tangan Zafran menggoyang-goyangkan tubuh Riski yang masih berbalut selimut hijau.

"Kena takzir, mampus lo," ancam Zafran.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang