44.💞

957 108 7
                                    

S e m a n g a t   y u k!



"Adel," panggil Riski pelan.

Adel melirik ke semua arah karena merasa namanya dipanggil. Setelah ia tahu bahwa yang memanggilnya adalah Riski, ia segera menyelesaikan menyapunya dan menyelonong pergi.

"Lai, aku ke kamar dulu, ya. Mau deres," pamit Adel lalu pergi tanpa menjawab panggilan Riski terlebih dahulu.

"Oke, Del," jawab Laili.

Netra Riski menatap kepergian Adel tanpa bisa mencegahnya. Mungkin sekarang belum waktu yang tepat untuk mengajak bicara dengannya. Dia pun tunduk pasrah karena lagi-lagi, usahanya untuk mengatakan yang sebenarnya gagal.

"Kak Riski, ayo," ajak Ahmad yang sudah menenteng kuping sampah bagian kanan.

"Ke mana?"

"TPS lah, masak ke hotel," sewot Ahmad menghadapi rekan takzirannya.

Riski tak merespon jawaban Ahmad yang sedikit terlihat emosi. Ia langsung menenteng sampah yang telah penuh.

Sepanjang Riski dan Ahmad membuang sampah, hanya keheningan yang melanda mereka. Riski yang cuek, Ahmad yang sulit adaptasi dengan orang baru. Ya! Itulah di pesantren, pasti akan menemukan orang-orang yang berbeda-beda sifat.

"Akhirnya selesai," lirih Riski sambil menaruh sampah yang sedari tadi menjadi teman sibuknya.

"Makasih ya, Kak," ucap Ahmad.

"For?"

"Intinya makasih doang."

Riski hanya mengangguk-nganggukan kepala. "Gak jelas," paparnya.

♥♥♥

Keesokan harinya

Riski terlihat sibuk menata nampan-nampan dan baskom yang telah kosong. Hari ini, ia menawarkan diri untuk mengembalikan nampan dan baskom tersebut ke dapur asrama putri. Dia melakukan cara apapun agar bisa berbicara dengan Adel.

Walaupun kemarin usahanya gagal, ia tak ada niat menyerah sedikitpun. Malahan, dia sedikit tertantang untuk menyelesaikan babak ini. Dia tidak akan tinggal diam sebelum misinya tercapai.

"Bismillah," gumam Riski sembari melangkahkan kakinya keluar dari pintu belakang asrama putra.
Lagi dan lagi. Dirinya tak henti-hentinya menjadi pusat perhatian kaum hawa. Setiap perempuan yang dilewati Riski, pasti menoleh ke arahnya. Bahkan, ada yang rela tak jadi mandi gegara ingin melihat sosok Riski yang sedang menjadi head news di asrama putri Al-Munawwaroh.

Dia sangat risih dengan tatapan-tatapan yang diedarkan oleh santri putri tersebut. Jika bukan karena ada misi yang harus diselesaikan, mana mau Riski ke dapur dan melewati area santri putri.

Ia mempercepat langkahnya agar segera sampai di dapur. Dia pun tersenyum saat tiba di pintu dapur.

"Assalamualaikum, Mbak. Baskom sama nampannya ditaruh mana?" tanya Riski sambil melihat keadaan dapur yang ternyata kosong tak berpenghuni.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang