Happy reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya•
•
•"bagaimanapun perintah orang tuaku, aku harus menerima itu." -Ratna
•••
Jikalau santri pada umumnya akan bahagia jika akan dijenguk orangtuanya, tapi berbeda halnya dengan Ratna. Sedari tadi jantungnya berdegup kencang tidak seperti biasanya. Keringat dingin bercucuran membasahi kening dan seluruh
area tubuhnya. Tangannya juga menelungkup menahan kekhawatirannya.Di tengah kegugupan Ratna, tiba-tiba Adel datang dan langsung duduk di sampingnya. Ratna pun berusaha memasang muka datar agar tidak terlihat resah di hadapan Adel. Karena menurut Ratna, hari ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahannya dengan orangtuanya.
"Pergi, sono." Ratna mengusir Adel tanpa menoleh ke arahnya
"Gitu amat, Na. Kamu ada masalah?" tanya Adel lembut.
"GAK!"
"Kamu lagi pms? Atau lagi laper? Atau gak bisa nyelesain pr?" pertanyaan beruntun Adel yang ditujukan pada Ratna.
"Aku lagi pengen sendiri. PLIS JANGAN GANGGU," bentak Ratna.
"Maaf, Adel. Aku terpaksa ngelakuin ini ke kamu," rintih Ratna dalam hati.
"Ya udah, kalau Kamu lagi pengen sendiri. Aku bantuin Mbak Silfa nyetrika dulu, ya. Kalau ada apa-apa, aku siap bantu," tutur Adel halus.
"Hm."
Adel beranjak pergi meninggalkan Ratna sendiri. Sejujurnya, ia bingung kenapa sikap sahabatnya berubah dengan sangat cepat. Namun, Adel tetap berpikir positif. mungkin Ratna sedang tidak ingin diganggu.
"Adel," panggil Ratna tiba-tiba.
"Iya?" jawab Adel.
"Nanti kalau ngaos, gak usah nungguin aku. Cari temen lain aja," papar Ratna.
"Kenapa?" tanya Adel.
"Gakpapa, pokoknya gak usah nungguin aku," dengus Ratna lalu duduk membelakangi Adel.
Adel hanya mengangguk pasrah menerima perlakuan Ratna yang dingin. Di sepanjang perjalanannya menuju dapur, ia memutar otak mengingat kesalahan apa yang pernah dilakukannya. Namun, hasilnya nihil. Ia tetap tahu kesalahan apa yang pernah dilakukannya hingga membuat dia dan Ratna ada jarak.
Suara dentuman mobil terdengar di telinga Ratna. Tubuhnya mulai gemetar saat melihat mobil avanza hitam terparkir di halaman depan asrama putri. Ia bernafas kasar sambil melangkahkan kakinya menuju mobil tersebut. Dia tertegun ketika kaki Mamanya mulai terlihat turun dari kendaraan beroda empat itu.
"Assalamualaikum, Ma, Pa," salam Ratna sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Waalaikumussalam, Ratna, sini duduk sama Papa dan Mama," ajak Mama Ratna.
"Iya, Ma." Ratna menuruti perintah Mamanya untuk duduk di Gazebo Ponpes As-syifa.
"Mama udah bawain makanan kesukaan Kamu, martabak telor sama ayam geprek. Dimakan, ya. Jangan sampe ada sisa," tutur Mama Ratna sambil membuka kotak makanan berwarna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Impian Santri ✓[END]
Teen Fiction"Maksud kamu apa megangin hijabku?" ketus Adel tanpa menoleh ke arah Riski. "Lo ngapain pindah pondok?" tanya Riski keluar dari topik. "Bukan urusan kamu!" "Lo pindah pondok mana?" Riski tetap menanyakan hal yang sama walaupun tidak mendapatkan ja...