Happy reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya.•
•
•"Apa, Kak?"
"Mudah, kok," ujar Riski.
Zafran ditarik paksa oleh Riski menuju depan loker bajunya. Zafran menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Ngapain ke sini?" tanya Zafran.
"Bantu beres-bereslah!"
"Gue mau tidur," tolak Zafran.
"Beneran lo gak mau BANTUIN GUE?" tanya Riski dengan penekanan.
zafran mengedipkan kedua matanya lalu berjalan ke arah kasur yang telah tergelar dengan apik. Nafsunya tergoda untuk segera membuai ke alam mimpi.
Riski menghampiri Zafran yang sepertinya pura-pura tidur nyenyak. Dia menoel pipi Zafran.
"Gue mau boyong hari ini," bisik Riski.
Seketika Zafran memelototkan matanya. "WHAT!"
"Demi cinta lo sampe rela buat boyong, kak?" tutur Zafran.
"Maybe," jawab Riski asal.
"Apakah cinta seperti alkohol yang memabukkan?" tanyanya pada dirinya sendiri, tapi masih bisa didengar oleh telinga Riski.
"Gue gak setolol itu yang bisa dengan mudah dimabukkan oleh cinta. Gue harus boyong sekarang karena ada masalah rumah tangga yang secepatnya diselesaikan," jelas Riski sambil memasukkan pakaian-pakaiannya ke dalam tas gendong.
"Kak, lo udah periksa belum? Kayaknya otak lo konslet." Tangan Zafran terulur untuk mengusap jidat Riski.
"Hm," respon Riski kembali ke dirinya yang dingin.
Dengan secepat kilat, barang-barang Riski telah dikemas dalam satu tas gendong dan satu harves ukuran sedang. Zafran mengerucutkan bibirnya saat mendapati Riski yang kini tengah berkaca merapikan bajunya.
"Kak Riski," rengek Zafran sambil menarik-narik lengan Riski.
"Apa sih, lo," ketus Riski sambil mengibaskan tangan Zafran.
"Lo tega ninggalin Zafran yang super duper imut dan ganteng ini sendirian di pondok?" sungutnya sambil memejam-mejamkan matanya agar air matanya tumpah.
"Mata lo mana?" tanya Riski, "lihat, tuh lima orang yang lagi paduan suara orok. Lo di sini gak sendiri, Ran."
"Tapi aku maunya Kak Riski."
Bukannya menenangkan, Riski malah menepuk bahu Zafran. "Dah, gue mau ke ndalem, sowan."
"Kak Riski, don't leave me," teriaknya menggema di dalam kamar.
♥♥♥
Setelah selesai sowan, Riski bergegas untuk pulang. Ia tak menghiraukan rengekan Zafran yang sedari tadi mengiang di telinganya.
Dia berjalan cepat keluar dan beruntungnya, bus tengah on time di jalan raya menunggu penumpang datang.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai di Desa Wanaherang kecamatan Gunung Putri. Ia berusaha untuk menghalau kantuk yang menderanya.
Riski menatap benteng dengan tulisan 'Selamat Datang di Desa Wanaherang'. Ia pun berdiri bersiap untuk turun.
Kini, ia sudah berjalan di pinggir jalan raya, maniknya terlihat bingung ke mana langkahnya harus mengarah. Akhirnya, dia hanya berjalan lurus mengikuti instingnya. Baru sepuluh langkah Riski berjalan, ia dikagetkan dengan tangan yang menepuk pundaknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Impian Santri ✓[END]
Teen Fiction"Maksud kamu apa megangin hijabku?" ketus Adel tanpa menoleh ke arah Riski. "Lo ngapain pindah pondok?" tanya Riski keluar dari topik. "Bukan urusan kamu!" "Lo pindah pondok mana?" Riski tetap menanyakan hal yang sama walaupun tidak mendapatkan ja...