11.💞

1.3K 139 32
                                    

Happy reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya



Di kala seluruh santri putra tidur dengan nyamannya, Fais masih setia dengan posisi mata terbuka. Ia bertahan tidak terlelap hanya sekadar untuk menyelesaikan membaca novel "Impian Santri" yang sempat diperebutkannya dengan Adel, cinta diamnya selama ini. Dia tidak tahu dan tidak menduga perasaannya akan berlabuh pada wanita itu. Kesederhanaannya, ketekunannya, dan ketelatenannya membuat Fais memutusan untuk mencintainya dalam diam.

"Adel," gumamnya saat menutup novel yang telah selesai dibacanya.

Ia menuliskan sesuatu di selembar kertas putih dan menyusupkannya di lembar pertama novel tersebut. "Besok, gue akan balikin novel ini. Semoga dia baca secarik kertas yang gue tulis."

Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB. Alih-alih bisa tidur, menutup mata pun terasa sangat sulit. Di tambah dengkuran santri putra yang bersahutan layaknya paduan suara mengganggu indra pendengarannya saat ini. Ia pun mengambil wudlu dan mulai solat tahajud. Walaupun dia belum bisa tidur, tapi tadi ia sempat tertidur pulas saat berbaring di kamar selama sepuluh menit. Setelah salam terakhirnya, ia menengadahkan tangannya guna berdo'a mengharap ridlo sang ilahi.

"Ya Allah, berkahilah hidupku dengan ridlomu. Sinarilah hatiku agar tetap selalu mengingat Engkau. Jagalah diriku, orangtuaku, keluargaku, guruku, dan orang-orang yang berbuat baik kepadaku. Berilah hidayah bagi orang yang membenciku. Jangan biarkan aku mencintai hambamu melebihi cintaku padaMu." Fais membasuhkan tangannya di wajah lalu melipat sajadah bercorak kakbahnya. Tidak lama kemudian, ia terlelap di dalam dunia mimpi.

♥♥♥

Adel dan Ratna berjalan menuju MA Ar-rohman dengan penuh semangat. Senyum mengembang dengan manisnya dari bibir mereka. Mengapa tidak? Jam pertama pembelajaran hari ini adalah mapel bahasa arab. Dan pastinya yang ditunggu adalah Pak Alif sang prince of boarding house As-syifa.

Siapa yang tidak rajin belajar kalau gurunya aja bisa membius seluruh murid perempuannya, dengan aura ketampanan yang menyeruak. Tutur katanya yang halus nan lembut juga menambah keelokan pribadinya. Semua murid As-syifa pasti pernah berhalusinasi menjadi istrinya. Karena bisa menjadi istri dari Gus Alif merupakan sebuah mahkota impian santri.

Di saat Adel dan Ratna sedang berbincang-bincang tentang
Gus Alif, tiba-tiba orang yang dibicarakannya telah duduk di kursi guru. Adel menutup mulutnya yang menganga sebab terkejut melihat Gus Alif. "Semoga gak denger," batinnya.

"Assalamualaikum teman-teman.kenapa saya manggil teman?  Karena umur kita terpaut tidak terlalu jauh. Mungkin sekitar lima sampai enam tahunan," canda Gus Alif.

"Waalaikumussalam, pak," jawab seluruh murid kelas 11 Ipa1.

"Sudah siap materi?" tanya Gus Alif.

"Insya Allah siap, Pak," jawab serempak seluruh isi kelas.

"Mapel hari ini adalah bahasa arab, tapi untuk kesempatan kali ini, saya hanya akan menceritakan kisah cinta suci nan sejati antara Rosululloh SAW dan Sayyidah Khadijah."

"Wahhhhh," sorak pelan seluruh murid perempuan.

"Pada awalnya, Sayyidah Khadijah adalah mitra kerja Nabi Muhammad saat berdagang. Dari situlah kisah cinta mereka bermula. Sayyidah Khadijah melihat sosok Nabi Muhammad SAW yang baik, jujur, dan patut ditauladani sehingga membuat Khadijah tertarik padanya. Sayyidah pun meminang Nabi Muhammad dengan perantara Nafisah binti Munyah. Akhirnya beliau menikah dengan Nabi Muhammad." Gus Alif berhenti sejenak.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang