42.💞

893 110 8
                                    

Happy reading
Jangan lupa klik 🌟



"Adel mondok di mana?"

Zahra tak langsung menjawab pertanyaan Riski. Justru Zahra malah ingin melontarkan pertanyaan balik pada Riski.

"Ngapain kamu nyariin Adel, Ris?"

Riski memperlihatkan kedua lesung pipitnya, membuat jari Zahra terulur untuk menyentuh pipi Riski.

"Hehehe," papar Riski tidak jelas.

"Jangan suka sama anak saya. Adel itu galak!" Zahra memberi peringatan.

"Tidak apa-apa, Bu. Saya siap menjadi pelampiasan setiap omelan amarahnya," gombal Riski yang entah dari kapan dia belajar mengucapkan kata-kata manis.

"Shut. Kalian masih kecil. Belajar yang bener aja. Gak boleh pacaran!"

"Iya, Bu Zahra. Plis kasih tahu Riski di mana Adel mondok sekarang," pinta Riski.

"Di Pondok Pesantren Al-Munawwaroh, Ris." Zahra menjawab pertanyaan Riski sambil menepuk pundaknya.

"Te-terima kasih, Bu. Saya pergi dulu. Assalamualaikum." Riski buru-buru mencium punggung tangan Zahra dan langsung melesat pergi tanpa menunggu jawaban salam dari Zahra.

"Waalaikumussalam waroh matullohi wabarokatuh."

♥♥♥

Dua puluh menit Riski menyelusuri arahan-arahan jalan menuju Pondok Al-Munawwaroh yang tadi diuraikan oleh Zahra. Sepanjang perjalanan, senyum mengembang dengan manisnya dari bibir Riski. Membuat siapapun yang melihatnya mengarahkan tatapan kagum padanya.

Netra Riski menatap papan yang ada di atas sebuah bangunan besar. "Pondok Pesantren Al-Munawwaroh, Bogor," Lirihnya.

Senyumnya merekah lebih lebar dari sebelumnya. Sorot matanya berbinar mengekspos pupil hitam miliknya. "Beruntung," soraknya dalam hati.

Tatapannya kini mengarah pada gerbang yang tertutup di depannya. Ia memutar bola matanya sambil mengerutkan bagian bawahnya.

Ia berjalan mendekat ke arah gerbang dengan perlahan. Tangan kanannya siap mengetuk pintu gerbang yang ukurannya Kira-kira tiga meter tersebut. Namun,...

Krekkkk

"Subhanallah Pangeran katak," latah salah satu santri perempuan yang membuka pintu gerbang itu.
Riski sontak mengerutkan dahinya. Sebegitukah tampannya sampai dia disamakan dengan pangeran katak?

"Eh, ada apa, Kang?" tanya santri putri tersebut.

"Saya Kakak keponakannya santriwati Adelia Rahma. Tolong panggilin orangnya, ya, saya mau ketemu sama dia," ucap Riski sehalus mungkin untuk menarik perhatian si lawan bicara agar mau menuruti permintaannya.

"Subhanalloh, nih orang lahir di planet mana. Cakep bener," seloroh santri putri itu dalam hati sambil mengedarkan pandangan sedikit ke arah Riski.

"Tu-tunggu sebentar, ya, Kang." santri putri berhijab biru dongker tersebut meninggalkan Riski berdiri di depan pintu gerbang pondok.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang