Happy Reading 💞
Jangan lupa vote dan komennya.•
•
•"HA!"
"Buka surah At-thoha ayat 41 dan baca artinya." Ratna mengeja isi surat itu.
Seketika Adel mengambil alqur'an terjemah dari loker bukunya.
Alangkah terkejutnya saat membaca makna dari ayat tersebut. Senyum Adel mengembang dengan manisnya membuat Ratna juga mengukir senyum melihat sahabatnya bahagia.
Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku (Q.S thoha:41)
Ayat ini menafsirkan bahwa Allah telah memilih Nabi Muhammad menjadi RosulNya. Untuk menyampaikan kepada manusia apa yang di wahyukan Allah pada Nabi Muhammad.
"Allah memilih Nabi Muhammad menjadi Rosulnya. Berarti Kamu dipilih Fais untuk menjadi orang yang ia sayang, Del," ucap Ratna dengan merangkul sahabatnya.
"Iyakah?" tanya Adel memastikan apakah yang diucapkan Ratna itu benar.
"Kamu itu pinter matematika. Kenapa kalo soal beginian kamu tolol," ujar Ratna.
"Beda, lah. Aku lemah kalau soal logika." Adel menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu suka sama Fais?" tanya Ratna serius.
Adel diam tak berkutik. Tapi akhirnya membuka suara.
"Kalau suka sih suka. Tapi Aku nggak mau pacaran. Gak ada istilah pacaran di kamus hidupku," jawab Adel mantap.
Deg.
Ratna berusaha tidak gugup atau cemas. Sebisa mungkin bibirnya tetap menampilkan senyum manis.
"Ya, setidaknya beri jawaban ke dia kalau Kamu juga suka sama Fais. Walaupun gak pacaran," saran Ratna. Walau sebenarnya hati Ratna sakit mengatakan hal yang bertolak belakang dengan suara hatinya.
"Kira-kira besok Kang Fais ke Perpustakaan gak ya?" tanya Adel pada Ratna.
"Firasatku, sih pasti ke perpustakan."
"Wah," kekeh Adel,"punya firasat tentang Kang Fais, nih. Jangan-jangan—"
"Apa!?" Ratna memelototi Adel.
"Kamu suka sama dia," lanjut Adel.
"Iya, Del," batin Ratna.
"GAK," teriak Ratna.
Adel terkekeh melihat reaksi Ratna.
"Nggak mungkin, ah, Kamu suka sama Kang Fais. Tipemu bukan seperti itu, iya kan?" celetuk Adel.
"Tepat sekali."
"Na, hari ini Aku seneng banget dapet surat dari Kang Fais. Ternyata dia juga suka sama Aku," papar Adel.
"Alhamdulilah, Del. Aku do'akan semoga bisa sampe ke pelaminan," urai Ratna dengan menyesap air dari botol. "Aku ke kamar mandi dulu ya, kebelet pipis."
Ratna langsung melesat pergi meninggalkan Adel tanpa menunggu jawaban darinya.
Ratna berlari terbirit-birit bak kesurupan saat ke kamar mandi. Sesampainya di dalam kamar mandi, Ratna mengunci pintunya dan cairan bening dari pelupuk matanya pun mulai mengucur dengan derasnya. Ratna mengeluarkan segala emosi yang sedari tadi ditahannya. Sekuat-kuat Ratna membendung tangisannya, pasti ada saatnya kan bongkrah. Dia hanya manusia biasa yang mempunyai kadar maksimal dalam menghisap kepahitan. Tapi ia harus kuat demi sahabatnya.
"Apakah cinta bertepuk sebelah tangan sesakit ini? Kalau Aku tahu nantinya akan merasakan sakit yang tak ada goresannya seperti ini, aku milih untuk gak mau menaruh rasa," lirih Ratna dengan mata sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahkota Impian Santri ✓[END]
Teen Fiction"Maksud kamu apa megangin hijabku?" ketus Adel tanpa menoleh ke arah Riski. "Lo ngapain pindah pondok?" tanya Riski keluar dari topik. "Bukan urusan kamu!" "Lo pindah pondok mana?" Riski tetap menanyakan hal yang sama walaupun tidak mendapatkan ja...