34.💞

931 108 35
                                    

Happy readers 💞
Jangan lupa vote dan komennya.



"Ingat gak? Kalau i'rob Jazm gak pernah dianggap kalau lagi bahas kalimat isim."

-Riski Ibrahim

•••

"Kak Fais, aku mau nemuin Adel dulu, ya," pamit Ratna saat selesai sowan.

"Iya, jangan lupa salamin buat Adel juga ya dari Fais," celetuk Fais.

Ratna diam menimang-nimang perkataan Fais.

Fais malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun untuk memperjelas ucapannya.

"Maksud Kak Fais apa?" tanya Ratna dalam hati

Ratna tak mau ambil pusing dengan sikap suaminya tersebut. Ia langsung berjalan pelan ke kamar Adel. Hatinya sedikit ragu untuk menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu. Karena bagaimanapun, Adel pernah menyukai lelaki yang sekarang menjadi suami sahnya. Dan Ratna tak mau menyakiti hati seorang Adelia.

Ratna sampai di depan pintu kamar Mbak Silfa. Kenapa ke kamar Mbak Silfa? Karena semenjak Ratna tidak kembali ke pondok, Adel menghabiskan waktunya untuk membantu urusan ndalem sembari mengurus Gus Albab. Dia tak suka ke kamarnya sendiri sebab terus menerus terkelebat memori dan kenangan antara Adel dan Ratna.

"Bismillahirrahmanirrohim," lirih Ratna.

Ratna mengetuk pintu kamar yang tertutup dengan sangat pelan. Dia sangat bingung bagian mana terlebih dahulu yang akan dijelaskannya nanti. Ia terlalu takut untuk membuat hati Adel terluka.

"Adel–Adel," panggil Ratna dari luar kamar.

Adel mendengar panggilan Ratna, tapi dia sengaja mengacuhkannya.

"Adel, buka pintunya, dong!"

Adel tak menggubris perkataan Ratna dari luar kamar.

"Adel, Ratna udah di sini, kamu gak mau nemuin dia?" tanya Mbak Silfa yang sedang mengelap toples.

"Males, Mbak."

"Jangan gitu. Kamu udah hampir lulus MA, emosinya dikontrol jangan labil kayak anak kecil," saran Mbak Silfa.

Adel tak membantah ucapan Mbak Silfa. Dia pun beranjak dari duduknya dan membukakan pintu untuk Ratna.

"Hai, Adel," sapa Ratna sambil melambaikan telapak tangan.

"Hm."

"Aku boleh masuk?" tanya Ratna.

"Hm."

Ratna sebenarnya tidak nyaman atas perlakuan dingin sahabatnya. Namun, ia sadar bahwa di sini, dialah pihak yang paling bersalah.

Ratna masuk ke kamar dan duduk di samping Mbak Silfa. Dia tersenyum ramah kepada Mbak Silfa setelah sekian lama tidak bertemu.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang