6.💞

1.4K 174 140
                                    

Happy reading💞
Jangan lupa vote dan komennya



"Dor."

"WOI! Yaelah. Kamu pengen aku sakit jantung ya?" decit Ratna sambil menepuk lengan Adel.

"Lagian, ngapain kamu ngelamun  kayak gitu. Kalo Kesurupan, aku gak mau tanggung jawab."

"Melamun itu sebagian dari merealisasikan imajinasi,"ungkap Ratna.

"Up to you. Eh tadi liatin siapa, Na sampe segitunya," celetuk Adel sebab penasaran.

"Kepo."

"Liatin kang Asyraf ya?" ledek Adel.

"Ogah. Masih ada santri putra lain, Ngapain liatin kang kang yang harusnya jadi bapak aku."

"Ya namanya rasa cinta gak bisa dielak. Walaupun udah Om-om, tapi lumayan tampan lo, Na," papar Adel sambil mengegelitik tubuh Ratna.

Ratna menggelengkan kepalanya. Tega-teganya Adel menjodohkan dia dengan pria berumur tiga puluhan itu.

Namun, setelah meledek Ratna, Adel memasang wajah bingung dan kusut sebab ia tak menemukan buku kesayangannya tersebut.

"Na, bukuku gak ada. Nanti kalau semua privasiku terbongkar gimana? Tamatlah riwayatku."

"Tenang saja. Gak akan, kok. Aku yakin itu," desir Ratna menenangkan Adel yang terlihat gelisah.

♥♥♥

"Bukunya siapa, nih," gumam Riski sambil Membolak-balikkan buku berwarna cokat dilengkapi tali pengikat di sampingnya.

Saat ia mulai membuka halaman pertamanya, salah satu santri putra memanggilnya. Alhasil, ia pun tak jadi membuka buku tersebut. Padahal, rasa penasarannya sudah mencapai level seratus persen.

"Siapa, sih. Ganggu aja," gerutu Riski.

Riski beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke kamar menemui santri putra yang Memanggilnya tadi.

"Ada apa, Ran?" tanya Riski dengan dengusan kecilnya.

"Kak, kamu disuruh buat data santri putra yang udah sekolah MA. Nanti di setorkan ke Ummi," ujar Zafran dengan menyerahkan selembar kertas.

"Kapan?"

"Lima tahun lagi kak," jawab Zafran kesal.

"Ya udah."

"Astaghfirullohal adzim. Kak Riski pura-pura tolol apa beneran tolol ya?" seru Zafran.

"Gue pinter."

"Swagnya mulai deh. Data sekarang kak. Soalnya disuruh cepet-cepet Ummi," jelas Zafran dengan mengelus dadanya.

Tak perlu basa-basi, Riski mulai menggoreskan tinta hitam di atas kertas yang diberi Zafran tadi.

Tulisannya yang rapi tak seperti cowok pada
Umumnya, menjadi ciri khas dari seorang laki-laki bernama lengkap Riski Ibrahim. Dilengkapi dengan lesung pipit yang menghiasi senyumnya, menambah ketampanan wajah putih Riski yang membuat kaum hawa meleleh jika menatapnya. Malahan bisa-bisa mengidap penyakit diabetes akibat ever dosis sebab mengonsumsi manis senyuman Riski.

Lima belas menit berlalu.

"Finish," gumam Riski.

Riski langsung berjalan menuju ndalem seorang diri karena Fais sedang merajut mimpi di kamar.

Sesampainya di ndalem, ia mengetuk pintu dengan pelan karena pintunya tertutup tak seperti biasanya yang terbuka.

"Iya, bentar." Suara seorang santri putri yang terdengar dari ruang tamu.

Mahkota Impian Santri ✓[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang