Selamat membaca...
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
HMM...
Autor baik, autor cantik. Hahahaa...
24. Tanding Basket
Pagi ini pelajaran kelas Ova diawali dengan pelajaran matematika. Sungguh, sebenarnya itu adalah hal yang paling membosankan. Bagaimana tidak? Otak mereka yang baru bangun diajak berpikir keras. Akibatnya banyak yang mengantuk kembali karena terlalu malas.
Namun, berbeda dengan gadis di barisan paling kanan yang masih setia mengerjakan rumus-rumus matematika. Dia adalah Ova, gadis itu nampak sekali bersemangat. Alasannya karena ia baru saja masuk lagi setelah lama di rumah sakit. Belum aja dia tahu, bahwa materi yang sudah mereka pelajari sangat banyak.
"Ova!" panggil Zella. Ia menyenggol tangan Ova yang sedang menulis membuat kekesalan pada gadis polos itu.
"Apasih Zella? Ova lagi nyatet ini loh."
"Ck, entaran dulu." Zella menyingkirkan buku itu dari hadapan Ova.
"Kenapa sih?" tanya Ova kesal karena kegiatanya di ganggu.
Zella menatap sahabatnya itu kesal. Terlaku serius sekali dalam menghadapi pelajaran. "Hari ini ada tanding basket lo mau lihat enggak?" tanya Zella.
Ova langsung menggelang. Zella yang melihat itu langsung berdecak sebal. "Ck, lo itu harus lihat. Apalagi lawan SMA Gading Putih. Pasti pertandinganya seru banget."
ova masih tak tertarik, lebih baik tidur di rumahkan dibanding harus berdesak-desakan untuk menonton orang keringetan. "Kak Draco main lo, gila aja kalau sampai di embat orang lain."
Sontak Ova langsung menoleh antusias. "Beneran, kapan? Dimana? Jam berapa?" antusia Ova.
Zella berdecih, giliran kalau ada Draco yang main anak itu antusias sekali. Memang ya kalau udah kesemsem apa aja jadi indah. Walau bahkan mereka tidak tahu apa yang membuatnya indah. Bahkan, mereka terkadang tak menyadari perasaan itu datang. Mengalir bagai air, tak tahu bahwa menuju air terjun.
"Idih, giliran nama Kak Draco disebut aja lo langsung semangat!" cibir Zella. "Ih Zella, jawab aja sih. Ova mau nonton Kak Draco," kesal Ova.
"Ck, sebenarnya lo sukakan sama Kak Draco. Ngaku lo?" Pipi Ova berubah merah. Zella ingin tertawa, temanya emang pemalu tapi malu-maluin.
"Merahkan pipi lo, dasar sok-sokan nggak mau padahal mau-mau."
Ova hanya tersenyum ke arah Zella. Entah, dia tidak tahu perasaannya. Hanya saja Draco berhasil mendapatkan tempat dihatinya. "Nanti lo nonton sama gue," ucap Zella final.
Kebetulan Zella juga ingin menonton. Karena kekasihnya juga ikut bermain. Kalian ingin bertanya siapa kekasih Zella. Dia bukan orang terkenal kok, hanya ketua osis SMA Cendana. Mereka memang tak satu sekolah, keduanya kenal karena Zella dan cowoknya itu dulunya tetangga sebelum Zella pindah. Tetangga jadi masa depan gitu ceritanya.
"Loh, emang kamu mau nonton siapa di sana?" tanya Ova.
"Pacar gue dong, Abisar."
"Emang juga main?" tanya Ova polos. Zella menghela nafas. Ya iyalah bambang, ngapain ke sana kalau nggak main. Ngegabut? batin Zella.
"Iya!" Lebih baik ia menelan hujatanya saja. Karena, jika diteruskan tugas mereka tidak akan selwsai karena sibuk berdebat.
"Ajak Sia juga ya nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...