Selamat Malam...
Aku mau update
Malam minggu ya guys, gimana jomblo ada yang ngajak jalan gak??
Atau Doi udah peka belum?
Tapi jangan lupa pekek Masker ya...
Btw, kalian pas baca part ini udah mandi belum😭
2. CafeOva menutup pintu apartemen barunya. Ia berniat untuk berjalan-jalan di sekitar apartemen. Hitung-hitung dia ingin mengenal lingungkan sekitar. Tentu saja kota Surabaya tidak sama dengan Jakarta. Walau pun keduanya sama-sama merupakan kota besar dan tentunya ramai.
"Jalan-jalan sekitar sini aja deh," ucap Ova.
Gadis berbaju baby pink dipadukan dengan rok levis biru di atas lutut itu berjalan menuju pintu keluar. Nampaknya suasana apartemen sedang sepi karena banyak yang masih pulang untuk cuti. Apalagi hari ini bertempatan dengan cuti bersama.
"Enaknya kemana dulu ya?" tanya Ova pada dirinya sendiri.
"Ah, beli makan aja dulu. Ova-kan belum sarapan, nanti diomelin Bibi Athena lagi." Gadis itu bahkan tidak pernah melupakan perkataan keluarganya. Dimana pun dia berada Ova pasti akan senantiasa menaatinya.
Ova pun berjalan menyusuri wilayah sekitar apartemennya. Sampai ia menemukan warung gado-gado yang banyak sekali pelanggannya. Karena, Ova adalah orang yang sangat menyukai bahan makanan yang ada kacang-kacangannya. Ova pun membelokan dirinya ke sana.
Beberapa pasang mata sempat melihat kearah Ova. Kali ini memang Ova terlihat gadis normal, karena ia memutuskan untuk meninggalkan dream catcher pemberian mamanya di apartemen. Tapi tetap dia membawa dream catcher pemberian Bang Ali yang memiliki lebih banyak lonceng. Sehingga kedatangannya mencuri perhatian orang lain.
"Ibu Ova pesan gado-gadonya dua ya," ujar Ova pada ibu penjual.
"Dimakan sini semua neng?" tanya Ibu Sulastri-- penjual gado-gado.
"Iya bu," jawab Ova mantap. Bu Sulastri meneliti tubuh Ova dengan pandangan tak percaya.
Tubuh sekecil itu ternyata makanannya banyak juga. Padahal kalau dipikir-pikir jaman sekarang banyak yang terbalik. Orang yang berbadan kurus banyak makan dan orang yang berbadan berisi malah sedikit makan. Tergantung keberuntungan mendapatkan yang mana.
"Eneng duduk dulu," ucap Bu Sulastri mempersilakan pelanggannya itu duduk.
Ova menggeleng pelan, ia tak mau duduk. Karena melihat orang meracik makanan adalah hobbynya. "Ova lihat ibu aja deh, janji cuma lihat nggak ganggu. Ova suka soalnya." Gadis itu berucap dengan polos. Ia melihat kegiatan Bu Sulastri dengan pandangan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...