6|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

923 125 3
                                    

Apa kabar?

Semoga baik-baik aja

Aku kembali lagi dengan cerita ini

Setelah sekian hari kagak Update, rasanya sedikit lega.

Gimana ulangannya?

Masih suka di prank guru nggak?

Kalau aku sering

Kalau aku sering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. Tak Temu Tapi Memiliki Rasa

Ova memandang sebuah foto di ponsel dengan pandangan ceria. Ia berkal-kali tersenyum ketika membayangkan bahwa laki-laki yang ada difoto benar-benar nyata ada di kehidupannya. Walau itu akan mustahil ada. Bagaimana tidak? Laki-laki yang di lihat Ova di foto adalah seorang Peter Pevense. Salah satu dalam tokoh dongeng Narnia. Bahkan sekarang sudah menjadi laki-laki dewasa.

Ova memang mengemari film itu, dia sangat suka dengan sifat yang diperankan oleh William Moseley. Tegas, baik, penyayang, dan dewasa. Walau terkadang sifatnya itu terlalu memaksa.

"Ih, andai Narnia benar-benar nyata. Ova pengen ke sana," ucap gadis polos itu.

Ting...

Sebuah pesan masuk membuat Ova langsung mengambil hp-nya yang memang sengaja ia tinggalkan di meja belajarnya.

Kak Erlangga
Kamu udah di Jakarta?

Ova
Udah dong kak, kan masa PLS Ova udah di mulai.

Kak Erlangga
Wah, bagus dong. Kapan-kapan kita bisa meet ya. Kakak tunggu, pertemuan pertama kita.

Ova
Hihi, iya kak. Ova nggak sabar pengen ketemu kakak.

Kak Erlangga
Oke, See you

Ova langsung melompat dari kasur dengan meneriakkan kata yes. Erlangga adalah salah satu alasan Ova datang ke Jakarta. Untuk menemui laki-laki itu, mereka kenal di sosial media. Tepatnya, di sebuah grup whatsapp culture journey. Ova dan Erlangga memiliki hobby yang sama yaitu mencari tahu berbagai budaya di Indonesia.

"Arghhh... akhirnya Ova bisa ketemu sama Kak Erlangga," teriak Ova. Dia benar-banar senang.

Ia menganggap Erlangga sebagai pria yang wajib dikagumi. Bagaimana tidak? Paras tampan dengan senyum menawan dan bentukan wajah tegas. Serta kepintaran dan kepawaiannya dalam menjelaskan sesuatu membuat Ova menjadikan Erlangga sebagai panutannya.

"Kak Erlangga emang baik," ujar Ova masih memuji Erlangga.

Hati dan kehidupan mamang aneh ya. Orang yang tak pernah bertemu justru memiliki rasa nyaman. Sedangkan orang yang bertemu sehari-hari hanya dianggap angin lalu tanpa memperdulikan bahwa angin itu sudah berubah menjadi polusi. Tak temu memiliki rasa, itulah definisi antara Erlangga dan Ova.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang