SELAMAT MEMBACA
JANGAAN LUPA VOTE DAN KOMEN
SEMANGAT TERUS BAGI YANG PATAH HATI, SEMOGA CEPAT TEROBATI.
26. Penyerbuan
Draco menghela nafas untuk terakhir kali sebelum melakukan lay up terakhir. Ia sedang melakukan babak final dengan SMA Gading Putih. Ternyata pertandingan ini cukup mudah bagi Draco. Karena, ternyata tim Gading Putih tidak memasukan beberapa anak Wild Leo.
Sedikit aneh mengingat mereka adalah pentolan grup ini. Apa yang sedang mereka rencanakan? Draco merasakan sedikit kejanggalan di sini. Oleh karena itu, ia menyuruh beberapa anak Scorpion datang. Ia takut akan ada tawuran dadakan.
"Mereka anteng banget mainnya Co," bisik Acep. Mereka sudah menyelesaikan babak pertama dengan kemenangan telak mereka raih.
Draco yang sedang meminum airnya hanya bisa mengamati sekeliling. "Itu justru membuat gue semakin curiga kalau ada yang nggak beres."
"Kalian tetap waspada," peringat Draco. Para sahabatnya pun mengangguk. Mereka saling bekerja sama memperkokoh pertahanan. Sekalipun mereka sedang bertanding di kandang musuh.
Draco menghela nafas, kepalanya menoleh ke tribun penonton. Di sana masih ada Ova. Pendanganya tak seceria tadi, tatapan gadis itu menjadi lebih kosong. Bahkan sedari tadi Draco mengalihkan pandangan ke arahnya hanya muka datar gadis itu yang terlihat.
"Sabar Co, bentar lagi kelar. Fokus kepertandingan dulu," ucap Acep menenangkan.
Draco menghela napas gusar, "gue ngerasa bersalah aja, gara-gara masalah Jovanna sama gue Ova keseret-seret."
"Gue minta bantuan lebih buat jaga Ova selama gue tanding!"
Acep dan Aji mengacungkan jempolnya. Keduanya langsung berlalu menuju beberapa anak Scorpion yang menonton. Tapi jeduanya masih tidak bisa damai, bahkan saat berlari keduanya saling setek-menyetek dan salip-menyalip.
Pertandingan babak kedua dimulai. Kali ini Draco memfokuskan dirinya pada pertandingan. Bagian menyelesaikannya dengan cepat maka akan lebih tenang untuk dirinya.
"Hayo, mau kemana lo?" tanya Acep pada lawannya. Aneh-aneh aja lawan diajak bercanda.
"Mau masukin bola ke ring, bang!" jawab sang lawan.
Aji langsung berada di samping Acep. "Oh tidak bisa, nanti aja ya kalau enggak lagi tanding sama gue boleh!" ucap Aji.
Aji langsung merebut bola itu, keduanya berjalan beriringan saling oper mengoper membalikan keadaan dimana bola mendekati gawang lawan. Sampai akhirnya Aji melempar lagi ke Acep, dan Acep langdung memasukannya ke ring dengan gaya songongnya.
"AH MANTAP!" teriak para suporter SMA Perjuangan.
Pertandingan terus berjalan seperti itu. Lama-kelamaan kerja sama tim dari SMA Gading Putih semakin menurun. Hal itu menguntungkan para pemain dari SMA Perjuangan. Mereka dengan mudahnya memenangkan pertandingan kali ini.
Ke lima pemain langusng berlari di lapangan basket dengan bangga. Tapi tujuan lari mereka berbeda, ke empatnya berlarian merayakan kemenangan sedangkan Draco berlari menghampiri Ova.
Gadis itu kembali tersenyum melihatnya menang. Ia bahkan bersorak walau hatinya sempat menangis. Draco menarik tangan cewek itu untuk turun dari tribun ke lapangan. Sama halnya anak-anak Scorpion lainnya ikut merayakan.
Draco bahkan menggendong Ova di depan lalu memutar-mutar tubuh mungil itu. Kini tawa lepas Ova terdengar. Draco mentap wajah yang selalu menarik perhatianya. Ia tak rela kalau sampai wajah itu berubah menjadi sedih lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...