11|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

838 123 14
                                    

HAI, HAI...

BAGI KALIAN JANGAN LUPA BERSYUKUR YA...

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!!

11. Markas Scorpion

Draco menampakan kakinya di depan pintu markas Scorpion. Hari ini dia ada perkumpulan dengan beberapa anggota lainnya. Sebagai ketua tentunya dia harus berusaha untuk tetap hadir menjaga silaturahmi antar keluarga keduanya.

Lagi pula ada beberapa hal yang ingin Draco bahas. Ini menyangkut tentang anak Wild Leo yang berani mencari masalah dengan gengnya. Walau tak mencelakai salah satu anggotanya. Tapi tetap saja, mereka sudah berani untuk meneror dengan mencelakai beberapa siswa SMA Perjuangan.

Tak hanya si gadis polos bernama Ova. Tapi ternyata ada korban lainnya. Walau mereka bisa dibilang cuma mengalami luka ringan, tak separah Ova sampai masuk ke rumah sakit. Tapi, tetap saja jika didiamkan mereka akan semakin melunjuk dan mencelakai banyak orang. Draco khawatir mereka akan mengakibatkan nyawa seseorang lepas dari raganya.

"Wesehhhh.... si bos datang uyyy...," teriak Acep dengan senang melihat bosnya datang.

"Gimana dekgem Co?" tanya Aji mengoda. Memang Aji sudah tau prihal Draco yang menunggu Ova selama gadis itu dirawat di rumah sakit.

"Dekgem? Dedek gemes yang imut itu?" sahut Acep tak mau kalah. Mereka sudah berencana ingin mengejek Draco. Kapan lagi bisa seperti ini.

"Dedek gemes siapa bang?" tanya Arfin, anggota Scorpion yang baru gabung kamarin. Dia masih anak kelas 10 tapi mudah bergaul dengan kakak tingkatan di atasnya.

Itulah sebabnya Draco menarik Arfin untuk masuk ke Scorpion. Ia tak mau menyia-nyiakan bakat Arfin sebagai seorang yang pintar mengatur strategi.

"Ouh, ituloh Fin yang suka dihukum sama Draco pas PLS," jawab Acep. Para anggota lain sontak bersorak. Mereka menertawakan Draco yang mulai memerah malu.

Anak buah nggak ada akhlak, batin Draco.

"Loh, Ova bang. Ya ampun padahal mau gue gebet," balas Arfin membuat Draco mendelik ke arahnya.

"Jangan coba-coba," kesal Draco.

"Aduh, baper. Ini nggak ada cerita Adik kelasku calon masa depanku kan?" goda Acep lagi.

Draco memutar bola matanya malas. Acep memang suka sekali menggodanya. Apalagi jika dia marah, Acep akan bertambah senang. Acep memang sangat pemberani. Tak salah Draco mengangkatnya sebagai panglima Scorpion.

"Ingat kata gue Co, Ayo maju jangan malu-malu. Asek!" ucap Aji.

"Ayo maju jangan malu-malu. ASEK!" teriak Acep bersahutan dengan yang lain.

"AYO MAJU JANGAN MALU-MALU!"

"TERIK SIS?"

"SEMONGKO!"

Pecah sudah suasana di markas Scorpion. Mereka terus meneriakkan kata-kata itu. Aldebaran hanya menatap mereka malas. Sudah bukan rahasia lagi kalau anak Scorpion memang sebobrok itu. Sudah bebrok, akhlak minus, untungnya masih ada otak.

"KINI TINGGAL AKU SENDIRI!" teriak Acep mengawali lagunya.

"ADEK... ADEK... JOSS!" sahut Aji.

"Kenapa jadi adek-adek?" bingung Acep dengan sahabatnya itu.

"Kan si bos nggak suka sama Ayu Ting-Ting tapi sama Adek-adek. Jadi nggak asek- asek tapi adek-adek," jalas Aji. Entah teori dari mana itu.

Mendengar itu Draco langsung melemparkan kaleng kosong pada Aji. Tak keras, tapi berhasil membuat laki-laki itu meringis. Jangan salahkan Draco jika tepat sasaran. Karena, Draco juga merupakan kapten basket milik SMA Perjuangan.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang