37|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

537 68 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

SEMOGA CEPAT KELAR...

37. Tak Akan Ada Lagi

Draco membuka pintu ruang IGD dengan raut datar. Ia melihat banyak orang yang masih terdiam di sana. Kini banyak pasang mata yang melihatnya. Sejenak Draco menarik nafasnya untuk menetralkan emosinya.

"Ova-"

"Dia ada di rooftop," ujar Draco. Ali yang baru datang beranjak dari tempatnya.

"Pa, Ali susul adek dulu."

"Jangan-" cegah Ares. "Biar Papa aja," lanjutnya.

Ares beranjak meninggalkan mereka yang masih terdiam. Apalagi Tirtan laki-laki parubaya itu terlihat murung dan menyesali segalanya. Bayangan cerita Ares masih terrekam jelas di otaknya.

"Ada yang mau gue omongin sama lo," ujar Erlangga. Ia membawa Draco pergi dari sana.

Kini kedua pemuda itu saling berhadapan. Tapi, Draco seperti kehilangan semangatnya. Dia bahkan hanya bisa menunduk dengan pikirannya.

Erlangga tiba-tiba saja berlutut dihadapana Draco. Seperti yang ia lakukam di depan Ova tadi.

"Gue mohon lo mau tunangan sama adek gue, gue nggak mau dia nekat lagi buat bunuh diri."

Draco mengangkat wajahnya. Ia menatap Erlangga dengan tatapan datarnya. "Tanpa lo minta gue bakal kabulin permintaan Ova," ujar Draco.

"Ova?" ulanga Erlangga.

"Ova nggak mau mengulang tragedi masa lalu yang mengakibatkan lahirnya Mailan baru," ujar Draco.

Draco menarik nafasnya, ia membantu Erlangga untuk berdiri di tempatnya. "Ova udah lama menderita, jika ia menderita lagi. Gue rasa mentalnya nggak akan kuat," lanjut Draco.

"Maksud lo?" tanya Erlangga.

"Ova hampir bunuh diri, dia mau terjun dari rooftop tadi." Erlangga terhuyung ke belakang.

"Apa?" lirihnya.

"Gue rasa keputusan gue yang terbaik, demi kebaikan mental Ova juga."

"Ova bakal sakit hati Draco," ujar Erlangga.

"Iya-"

"Tapi setidaknya dia bisa pulih lagi, gue belum kenal lama sama dia. Kehilangan gue mungkin nggak berarti baginya."

"Ngomong apa lo? Gue lihat dimata Ova kalau di sayang sama lo. Dia cinta sama lo!" Erlangga mengusap wajahnya frustasi.

"Dia lebih takut sama lukanya. Gue nggak mau bikin Ova terluka lagi ke depannya. Cukup sekarang, nggak bakal ada lagi.

Nantinya kalau gue sama Ova emang berjodoh, apa yang perlu gue khawatirin?"

"Sekarang cukup lo bantu gue jaga Ova, kalian saudara. Harus saling jaga satu sama lain." Draco menepuk bahu Erlangga beberapa kali.

Sedangakan Tirtan masih terbayang dengan perkataan Ares. Dia merasa menjadi orang paling bodoh di dunia.

"Waktu itu saya membawa Ova pergi dari tempat kejadian Arisha kecelakaan," ujar Ares.

"Saya tahu kalau Mailan mengincar Arisha. Tapi saya tidak menyangka akan secepat itu dia bertindak, bahkan kami tidak sempat melihat pergerakannya. Semenjak Arisha kecelakaan tepat dihari ulang tahun Ova. Kami berdua lebih over menjaganya.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang