~♡DREAM CATCHER DAN BLACK SHOES♡~
Langkah seorang gadis kecil itu menelan. Isak tangis pilu perlahan mengudara terdengar oleh awan. Hari ini gadis kecil itu kehilangan satu-satunya tumpuan hidupnya. Sovanna Alora Alpana harus kehilangan sang mama tepat saat usianya menginjak enam tahun. Hari dimana ia baru saja berulang tahun dan saat itulah mamanya meninggalkannya. Kado terpahit yang pernah ia dapatkan.
"Mama, kenapa tinggalin Ova?" tanya gadis kecil itu. Sekarang ia sedang merantapi nasibnya di jalan. Ia menangis sejadi-jadinya.
Bagaimana bisa ia hidup dengan para masyarakat kejam yang selalu menghinanya di depannya. Ova terluka dengan segala sikap semua orang yang seakan haram mendekatinya. Sekali mereka mendekat padanya maka cacian yang akan mereka lontarkan.
"Mama mu itu istri kedua, dasar anak pelakor."
"Bagus deh, papa kamu ninggalin mama kamu. Dia sadar kalau nggak baik sama pelakor."
"Mama sama anak bakal sama aja, ke depanya dia juga akan jadi pelakor."
"Anak pelakor..."
"Anak pelakor..."
Kata-kata itu terngiang di kepala Ova. Kepalanya bagai dihantam godam besar dengan sangat keras. Ova kecil hanya bisa pasrah ketika tubuh kecilnya limbung menghantam tanah.
🐳🐳🐳
Suasana berwarna merah muda menyambut indra penglihatan Ova. Gadis itu melihat sekeliling, kini usianya sudah 15 tahun akan tetapi ia masih belum terbiasa dengan tempat barunya. Sudah 9 tahun peristiwa yang membuat luka besar dihatinya itu terjadi.
Akan tetapi, masih saja kenangan buruk itu terus ada dalam otaknya dan tak pernah hilang. Kenangan pahit itu masih terus membekas dengan luka yang masih menganga lebar. Entah kapan akan sembuh dan kembali lagi seperti semula.
"Ova, bibi udah masakin kesukaan kamu nih," ucap Athean, bibi dari Ova.
Setelah ibunya meninggal memang Athena dan Area yang merawat Ova layaknya anak sendiri. Apalagi Athena hanya memiliki satu anak. Ia bernama Devarro Aliano. Biasa Ova panggil anak bibinya itu, Bang Ali.
"Ova mandi dulu ya bibi," balas Ova dengan suara khas bangun tidurnya. Terdengar jernih dan polos. Suara Ova saja sudah mendeskripsikan watak gadis itu.
Gadis polos dan lugu. Ova memilih menjalani hidupnya apa adanya. Akan tetapi, karena sifatnya yang takut dibully lagi menjadikannya takut untuk bergaul dan memiliki banyak teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...