20|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

704 89 1
                                    

SELAMAT MEMBACA...

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

20. Kembali Ke sekolah

Pagi-pagi sekali Ova sudah selesai dengan ritual mandinya. Ia segera mengenakan seragam. Karena pagi ini dia akan kembali ke sekolah. Ova sudah lama tidak menginjak tanah SMA itu. Andai saja dia tidak kecelakaan, bisa Ova pastikan Ova sudah meraup banyak teman.

Hari ini juga dia akan berangkat sendiri. Kakinya sudah bisa dibuat jalan, walau luka kering masih terasa sakit ketika digerakan. Ia tidak ingin merepotkan tetangganya lagi. Karena, entah yang Ova takutkan adalah sifat Draco berubah galak lagi.

"Ku terbangun, dari mimpi buruk~" senandung Ova sambil mengemasi beberapa buku mapel yang terlihat masih baru itu. Tapi jangan salah, catatan di dalam buku itu sudah hampir penuh.

Ova terus bersenandung sampai daksanya itu kekuar dari apartemen. Tapi saat ingin menutup pintu betapa terkejutnya ia melihat Draco sudah bersandari di samping pintu itu sambil memutar-mutar kunci motornya.

"ASTAGA KAK, KAKAK NGAPAIN DI SITU?" teriak Ova. Draco langsung menyumpal mulut toa itu dengan roti yang ia bawa. Niatnya ingin dia makan sambil menungguk cewek itu keluar.

"Ayo berangkat!" Draco pergi begitu saja. Ia meninggalkan Ova yang masih melotot tak percaya ke arahnya.

"Ih, kebiasaan deh. Nggak jelas banget!" Ova pun mengikuti Draco sambil mengunyah roti itu. Lumayan, penambah energi pagi.

Sampai Ova dan Draco turun ke tempat parkir apartemen. Ova dengan polosnya mendahului Draco menuju jalan raya. Niatnya ia ingin mencegat kendaraan umum. Draco yang melihat itu langsung menepuk dahinya.

"Bego!" desisnya.

Ia langsung mengeluarkan motornya dari parkiran. Ia bergegas menghampiri Ova. Gadis itu memang paling tidak peka sedunia.

"Naik!" pintah Draco. Ova memiringkan kepalanya bingung.

"Naik?" beonya. Draco lagi-lagi menghela nafas. Sepertinya dia harus segera menambah stok sabarnya.

"Ayo bareng gue ke sekolah!"

Ova langsung menggeleng, ia melewati motor Draco begitu saja. Tak mengidahkan ajakan Draco. Ia clingak-clinguk mencari kendaraan umum.

"Naik Ova!" pintah Draco galak. Ova tetap tak menggubrisnya. Draco jengah, ia langsung turun dari motornya. Lalu menarik tangan Ova begitu saja ke samping motornya.

"Mau gue yang naikin? Biar sekalian gue tali di motor gue." Dengan ancaman itu Ova langsung menaiki motor Draco. Draco menghela nafas lega, akhirnya bisa juga membuat cewek itu berangkat bersamanya.

"Padahal Ova tadi mau naik angkot loh kak, kakak sih seenaknya aja nyuruh-nyuruh Ova!"

"Gue nggak suka dibantah."

"Kakak tukang ngatur," gerutu Ova.

"Gue bukan tukang parkir!" Ova menatap Draco aneh. Adakah hubungan khusus antar keduanya? Ova merasa tidak ada.

Ova menabok pelan bahu Draco, membuat motor itu sedikit oleng. "Ova nggak bilang ya kalau kakak tukang parkir, apa hubungannya sih?" tanya Ova kesal.

"Terserah mulut gue lah, mau bilang gue ironmen juga terserah mulut gue."

"Nyebelin banget sih!?"

Draco menghentikan motornya ketika lampu berubah warna menjadi merah. Ia menatap sekejap ke arah kaca sepion. Sudut bibirnya terangkat, ketika melihat wajah kesal gadis dibelakangnya.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang