INI ADALAH PART TERAKHIR DICERITA INI. SEMOGA KALIAN MENYUKAINYA, TERIMA KASIH.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!
EPILOG
Menikmati matahari senja di tepi pantai bersama orang yang kita sayang adalah sebuah kenikmatan terbesar. Walaupun, hal itu adalah hal yang sangat sederhana. Tapi memang definisi bahagia itu sederhana memang benar adanya.
Definisi itu sudah dibuktikan oleh pasangan kekasih. Keduanya adalah Ova dan Draco. Si gadis penggemar dream catcher dan sipertemukan dengan laki-laki penggemar sepatu hitam. Takdir memang rumit, tapi indah pada waktunya. Buktinya Tuhan mengatur takdir begitu rumit untuknya. Tapi Tuhan membalasnya, Ia mengembalikan Draco kepadanya.
"Gue dulu pernah janji buat ajak lo ke sini lagi dan gue menepati janji itu," ujar Draco memeluk leher Ova yang berada di depannya.
Gadis itu sedang menikmati jagung bakar kesukaanya. "Iya, Ova ingat kok. Tapi Ova pikir dulu kakak bakal ingkar janji," balas Ova.
"Gue cowok sejati, anti ingkar janji."
"Ya udah kalau gitu, gimana kalau kakak janji sama Ova. Untuk tetap di sisi Ova, apapun terjadi ke depannya," ujar Ova. Gadis itu memberikan jari kelingkingnya pada Draco.
"Hmm, okelah. Aku menyanggupinya," ujar Draco. Ia mambalas pink promise yang diberikan Ova.
"Lautnya oren, gimana kalau kita main air di sana?" tanya Ova. Tapi Draci menggeleng dan terus memeluk tubuh gadis di depannya.
"Ayo kak!" rengek Ova. Draco tak peduli.
"Berisik!" kesal Draco galak. Ova mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kakak galak," kesal Ova.
"Iya gue emang galak jangan deket-deket sama gue atau gue gorok," balas Draco. Ova menatap Draco aneh.
"Sejak kapan kalimat itu ada?" tanya Ova.
"Em, hari ini!" ujar Draco
"Nggak mempan kata-kata kakak, kan Ova udah kebal. Lagain gimana cara nggak deket-deket kakak kan bucinnya Ova."
"Siapa yang ngajarin ngomong gitu?" tanya Draco datar.
Ia mendusel-nduselkan wajahnya pada bahu Ova. "Kak Acep tuh, katanya kakak bucinnya Ova."
"Emang harus diberi pelajaran itu anak," kesal Draco.
"Geli kak!" kesal Ova. Ia mendorong kepala Draco menjauh dari bahunya.
"Kalimat itu gue rancang buat mereka yang deketin gue," ujar Draco masih membahas kalimat tadi.
Ova menatap Draco sambil tertawa, "masih ada yang mau sama kakak?" tanya Ova jenaka.
"Banyak, cuma mata gue aja rabun mau sama lo." Ova langsung menabok mulut Draci pelan.
Lalu tanpa dosanya ia merasa tidak bersalah sama sekali. "Ova cantik, buktinya setiap hari ada yang chat Ova. Minta kenalan, gini dialognya 'minta kenalan dong cantik' gitu."
"Mana HP lo?" tanya Draco datar. Ova dengan polosnya mengeluarkan HPnya dari saku bajunya. Draco dengan santainya melemparkan HP Ova ke dalam laut.
Ova terbengong dengan wajah anehnya. "H-HP Ova!" lirih Ova. Gadis itu hampir menangis. Bagaimana bisa HP kesayanganya di lempar kelaut.
"Nanti gue ganti," ujar Draco sekenanya. Bukan pertama kali Draco menghancurkan HP orang.
"NYEBELIN." Ova langsung melepaskan dirinya dari Draco. Ia berlari menuju para orang tua yangvsedang asik BBQ an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...