Apa kabar?
Sudah makan?
Selamat pagi, selamat siang, selamat malam.
Jangan lupa makan sayur dan pakai masker ye...
7. Hari Sial
Matahari pagi kian naik ke singgasananya. Apel pagi hari ketiga PLS SMA Perjuangan nampaknya terasa berat bagi para siswa ajaran baru. Karena hari terakhir ini mereka dituntut untuk melakukan PBB atau Pelatihan Baris Berbaris dan juga game antar kelas.
Namun, dengan cuaca yang panas membuat beberapa siswa tak berhenti mengeluh. Hal itu membuat beberapa panitia merasa kesal dan juga lelah. Masalahnya bukan cuma satu dua orang yang mereka urus melainkan hampir lebih dari 400 orang.
"Saya harap kalian bisa tertib di pelatihan ini," ucap Alde di mix di mimbar upacara.
Mereka akan melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum PBB di laksanakan. Karena PBB juga akan dilakukan setelah apel pagi. Anggap saja apel pagi adalah pemanasan bagi mereka.
"Saya tidak akan toleran jika kalian masih berisik, apel akan segera dilaksanakan. Jadi saya mohon, agar kalian semua bisa mengikutinya dengan tertib," ucap Alde. Setelah itu Alde turun dan Draco bergerak maju dengan langkah tegak beberapa langkah.
Mereka saling memberi hormat dan kemudian Draco kini yang berada di atas mimbar. Pandangannya yang tajam mampu membuat beberapa dari siswa baru terdiam. Setelahnya suara tegas miliknya yang mendominasi.
"SIAP GRAK!!"
"ISTIRAHAT... DI TEMPAT... GERAK!!"
Setelah menyiapkan barisan, Draco kembali ke tempatnya. Kini apel pagi dimulai ketika pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Pemimpinya adalah Acep. Dia yang bertugas pada pagi hari ini.
"Shut, Ova!! Kak Draco galak banget kelihatanya, awas aja kalau sampai
kita kena," bisik Zella di samping Ova. Sedangkan Ova mengabaikannya lebih memilih untuk bersikap tagak dan menikmati apel dengan hikmat."Huh, dikacangin," gumam Zella.
Beberapa lama kemudian acara apel pagi selesai. Beberapa siswa langsung pergi beristirahat ada juga yang ke kantin. Para siswa tahun ajaran baru diberi waktu break sekitar 30 menit. Sedangkan Ova ternyata dibalik pendiamnya tadi saat apel adalah menahan hajat untuk kencing.
"OVA!!" teriak Zella melihat temannya itu ngicir begitu saja.
Brukk...
Ova jatuh tersungkur ketika tubuh mungil itu menabrak bahu keras seorang cowok. Sungguh rasanya sakit ketika pantatnya menghantam lantai. Sang penabrak malah tertawa seperti kesenangan melihat wajah menderita itu.
"Sakit?" tanyanya. Ova mendongak menatap sinis sang pelaku.
"Kakak sengajakan?" tuduh Ova. Pasalnya di depannya adalah seorang Draco. Bisa dipastikan laki-laki itu sedang mengerjainya.
"Kalau iya, emang kenapa?" tanya Draco tengil.
"Nyebelin banget sih!!" kesal Ova. Kakinya sudah mencak-mencak sampai tak sengaja menendang tulang kering milik Draco.
Duk...
Ova langsung meringis. "Argghhhh... sialan lo. Balas dendam kan lo?" pekik Draco marah. Sedangkan para teman Draco tak bisa untuk tak tertawa melihat ketua mereka sedang loncat-loncat dengan kakinya.
"Ova nggak sengaja ya, Kak Draco aja yang kena karma," balas Ova. Ia kini sudah berdiri. Sedikit rasa puas terbesit dihatinya.
Hihi kasihan deh lo, batin Ova.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...