34|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

547 77 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

BERIKAN ASPIRASI KALIAN YA

34. Permohonan

Semilir angin membelai wajah kedua remaja yang sedang melakukan istirahat di rooftop. Keduanya baru saja melakukan sesi latihan tari yang entah akan mereka gunakan untuk apa. Bagi Draco asal gadisnya bahagia ia akan melakukan apapun. Memang kebucinan yang luar biasa.

Ia bahkan rela belajar menari anoman obong yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Apalagi Ova sangat suka melihatbwajahnya yang menderita. Hal itu menambah lama sesi latihan mereka.

Tapi kini keduanya sudah istirahat. Berdua menikmati awan berwarna putih dengan langitnya berwarna biru bersama. Keduanya juga ditemani minuman boba mereka tadi berserta makanan yang dipesan oleg Draco sebelumnya.

"Senang?" tanya Draco. Ova menganggukan kepalanya antusias.

"Banget, makasih ya kak!" balas Ova. Draco mengangkat tanganya untuk membersihkan sedikit sisa saus di ujung bibir Ova.

"Kayak bocah, makan aja belepotan!" ejek Draco. Ova mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa enggak suka?" kesal Ova.

Draco langsung menarik pipi Ova gemas. "Suka, suka banget! Sampai nggak ada cewek lain yang gue sukai lagi di dunia ini kecuali lo!"

"Gombal!" balas Ova sambil mendorong bahu Draco pelan.

"Kita bakal kayak gini nggak ya selamanya?" tanya Ova. Draco menghela nafas, "kenapa enggak?" ujarnya.

Ova tertawa, "siapa yang tahu takdir kak?" jawab Ova.

Draco langsung menatap gadis itu tidak suka. "Lo bilang gitu seakan lo mau pergi!"

"Ova tatap di sini, selama Ova bisa."

"Gue harap itu selamanya," ujar Draco. Cowok itu membaringkan tubuhnya dengan salah satu tangan sebagai bantal dan satunya di atas perut.

Tapi hal itu tidak bertahan lama karena Ova manariknya. Ia menjadikan tangan Draco sebagai bantal tidurnya. Keduanya menatap langit bersama.

"Jangan seperti langit Va, indah tapi tak tergapai!"

"Jangan seperti Bumi kak, mau menampung hati yang tidak memperdulikannya."

Mendengar itu Draco langsung duduk menatap Ova datar. "Siapa yang nggak peduli sama gue? Lo?" ujar Draco marah.

Ova tertawa kecil, "itu cuma balasan kak, nggak mengandung makna. Kalau masalah hati Ova kakak tahu sendiri isinya," balas Ova.

"Martabak?" goda Draco. Ova tak marah ia malah mendekatkan wajahnya ke arah telinga Draco.

"Cinta buat kakak," bisiknya.

Setelah itu Ova langsung menghindari Draco yang hendak menangkapnya. Mereka berlarian berputar mengelilingi rooftop. Ova yang kabur dengan Draco yang mengerjarnya. Sesekali gelak tawa mereka terdengar merdu saling bertauatan.

"Ova sini, gue tangkep lo!"

"Wlekk, nggak kena!"

Ova terus berlari sesekali mengejek Draco. Sampai akhirnya gadis itu mulai kelelahan dan mengakibatkan dirinya tertangkap oleh Draco.

Hap!

"Lo nggak akan bisa lari dari gue sejengkal pun," bisik Draco. Ova langsung berusaha melepaskan lengan yang melingkar di perutnya.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang