SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
3M JUGA, LIMA WAKTUNYA JUGA😂
BERDOA PALING PENTING
21. Sahabat Aneh
Draco baru saja menginjakan kakinya di dalam kantin. Ia dan ke tiga temannya memutuskan untuk bolos lagi. Emang tidak niat sekolah Draco ini. Kemarin saja dia sudah bolos berhari-hari. Bukannya mengejar ketertinggalan justru nambah-nambah ketinggalan.
Tapi walau begitu otak Draco termasuk jenius hanya saja tidak pernah mendapat juara kelas karena kelalaian tugasnya. Tapi kalau masalah ulangan Draco akan tertib hadir. Bahkan bapak ibu guru mau buat kelas khusus untuk Draco dan ke tiga temannya. Kelas khusus yang ulangan setiap hari agar keempatnya betah di kelas.
"Co, kemarin lo dicariin Bu Siksa," celetuk Acep. Laki-laki itu kini sedang menikmati kacang goreng.
"Bu Siksa siapa lagi dah? Bu Siska kalai Cep," balas Aji. Masih pagi, jangan terpancing emosi.
Acep memutar bola matanya malas, "nggak pantes kali dipanggil Siska, sukanya tuh guru cuma nyiksa muridnya. Sekalian aja dipanggil Siksa!"
"Durhaka lo sama guru, guru itu orang tua kita di sekolah." Alde langsung menatap Aji heran. Sejak kapan anak itu bisa berkata sebijak itu.
"Kagak mau lah, woy mak gue lebih bahenol. Nggak mau gue, tiap hari kerjaannya tuh guru ngehukum gue," ucap Acep.
"Gila lo Cep, coba ngomong di depan Pak Siswanto sama Bu Siska sana. Gue jamin lo jungkir balik duluan." Acep tertawa mendengar ucapan Aji.
"Sa ae lo, Bambang!"
"Oh iya babu, cepat pesen sama. Gue udah laper nich!" suruh Aji pada Acep. Seenaknya emang, batin Acep.
"Lo yang babu, enak aja. Sana pesen! Hari ini jadwal lo pesen kalau lo lupa. Dasar tua!" balas Acep.
Aji langsung menatap Acep nyalang. Lihat saja kalau mereka akan adu mulut lagi. Setelah itu mereka akan adu otot. Kalau sampai itu terjadi, bisa Alde pastikan wajah keduanya akan tak berbentuk lagi.
"Ayo berantem!" ajak Aji. Acep langsung berdiri dan menggebrak meja.
Brak!
"Ayo siapa takut, sini maju lo!" tantang Acep. Kedua sejoli itu sudah memasang kuda-kuda. Aldebaran jengah, ia langsung berdiri tapi sayang ditahan oleh Draco.
"Jangan, hiburan!" ucap Draco. Hiburan katanya? Draco tak pernah membayangkan betapa susahnya menjadi pelerai keduanya.
"Biar kapok dulu, baru lo pisahin!" lanjut Draco. Dengan santainya cowok itu memakan krupuk udang yang disediakan di meja.
Acep dan Aji sudah berguling-guling di bawah. Mereka bukan saling memukul tapi malah menjambak. Sebenarnya mereka cewek atau cowok sih? Kenapa adu ototnya kayak cewek gini.
"KALAU ADA MAKANAN DI MEJA!" teriak Acep tiba-tiba, dirinya masih menjambak rambut badai milik Aji.
"MEJANYA YANG KAU MAKAN!" balas Aji tak kalah berteriak.
Draco dan Alde hanya bisa menghela nafas. Pertengkaran kedua sejoli absturd itu memang seaneh itu. Dalam bertengkar mereka akan tetap berbicara.
"TARIK SIS!"
"SEMONGKO!"
"GOBLOK, AJI. RAMBUT GUE RONTOK. KOK LO GITU SIH?"
"BEGO LAH SI ACEP, RAMBUT GUE JUGA RONTOK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...