SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
SEMOGA BISA MENGHIBUR KALIAN
33. PMS dan Boba
Kantin sekolah adalah tempat surga bagi para anak sekolah. Setiap jam kantin tidak pernah sepi. Apalagi dengan para anak-anak yang membolos pelajaran dan mendapat jam kos. Mereka selalu menjadikan kantin sebagai pelarian mereka.
Tapi kali ini kantin sudah didominasi oleh para anggota Scorpion yang sedang melakukan perkumpulan. Mereka menjadikan kantin sebagai tempat kedua setelah markas besar mereka. Tak banyak yang mereka bahas hanya seputar pengamanan wilayah sekolah.
"Gimana?" tanya Draco menanyakan pendapat para anggotanya.
"Gue rasa harus ada yang jaga bergantian di rooftop, nanti kalau ada pergerakan bisa langsung kabari anak-anak lain," saran Aji.
Acep mulai ikut membuka suara, "tapi nggak semua orang bakal respon dengan cepat sih, kan juga mereka lagi proses belajar mengajar."
"Larang aja anak-anak matiin data internetnya," balas Aji. "Terus nanti kasih notif khusus digrup anak-anak," lanjut Aji.
Draco mengetukan tanganya di atas meja. "Gue rasa ide Aji boleh dicoba, musuh bisa datang kapan aja," ujar Draco.
Semua anggota mengangguk, mereka serentak mengambil HPnya dan menyalakan notifikasinya. "Jam istirahat berapa menit lagi?" tanya Draco tiba-tiba.
"Kenapa nanya Co?" tanya Aji. Draco menggidikan bahunya acuh. "Mau jemput Ova ke kantin," balas Draco cuek.
"Anjir lah, bucinnya Ova," ejek Acep. Draco hanya terkekeh sinis sambil menatap Acep tajam.
"Jomblo diam! Merusak ekosistem!" ujar si play boy. "Mata kau! Merusak ekosistem dari mana?" kesal Acep. Ia bahkan tak segan menonyor kepala Aji.
"Kepala gue bego, otak gue miring nih." Aji menonyor kembali kepalanya ke arah berbeda.
"Masih aja goblog lo," ujar Acep. "Mana aja gara-gara ditonyor otak lo jadi miring, yang ada mah udah dari sononya miring."
"Bacot Supri!" dengus Aji. "Loh kok ngamok?" goda Acep dengan menirukan gaya orang yang viral di tik tok.
"Jangan mulai berantem!" lerai Alde sebelum kejadian gulat di lantai kantin terjadi.
Kring!
Draco beranjak dari tempatnya, bel istirahat sudah berbunyi. Artinya dia akan menjemput gadisnya. Memang bucin bisa melakukan segala hal demi kebucinan itu.
"Gue ikut!" ujar Alde mengikuti Draco. "Mau ketemu adek gue tuh pasti," ujar Aji sedikit mengibah dengan Acep.
"Ada batu di balik udang nih," ujar Acep. Aji langsung menatapnya sinis.
"Udang di balik batu, tolol!" kesal Aji.
Galaksi tiba-tiba duduk di antara keduanya. Ia mendapat amanat dari Alde untuk menjaga agar kedua laki-laki itu bertengkar lagi. Galaksi hanya menatap keduanya datar dan suasana berubah mencekam.
"Eh, Gal. Ngapain ke sini?" tanya Aji sedikit terkejut. Galaksi hanya menatap mereka datar.
"Disuruh!" jawabnya. Acep dan Aji menggaruk kepalanya. "Disuruh siapa? Kalau ngomong jangan setengah-setrngah dong Gal. Gue bego, gue nggak paham," ujar Acep.
Galaksi masih mempertahankan wajah datarnya. "Bang Alde!" jawab Galaksi.
Aji dan Acep langsung beroh ria. "Buat apa?" tanya Aji setelahnya. Galaksi tak menjawab, malas saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher & Black Shoes ✔
Teen FictionCERITA INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. Jadi, kalau nanti ada kesamaan tokoh, panggilan tokoh, karakter, atau alur. Itu tidak sengaja. Jangan Lupa Vote, Comment, and Follow. Menghargai penulis adalah apresiasi terbaik untuknya. Cerita ini aku ikutk...