29|| DREAM CATCHER & BLACK SHOES

591 78 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

HIDUP MU INDAH JIKA KAU MENIKMATINYA

29. Selamat Malam, Pacar.

Semilir angin menerpa wajah Ova dengan perlahan. Gadis itu kini sedang berada dibalkon apartemennya. Menikmati secangkir coklat panas beserta bintang-bintang yang bertaburan di langit. Sesekali ia tersenyum mengingat momen masa kecilnya bersama sang mama.

Mamanya sangat menyukai bintang. Apalagi kalau sudah membentuk sebuah rasi pasti mamanya itu akan susah untuk diajak masuk.

"Mama... mama... kenapa mama suka bintang?"

"Kenapa ya? Bintang itu cantik mereka tidak sombong walau semua orang mendambakan mereka."

"Orang cantik nggak boleh sombong ya ma?" tanya Ova kecil.

"Iya sayang, kalau cantik wajahnya harus cantik juga hatinya. Nggak apa punya wajah buruk sekalipun, asal hatinya baik pasti akan lebih dihargai."

"Terus kenapa mama sering dijahati walau mama jadi orang baik?" tanya Ova kecil dengan polosnya. Wajah Arisha langsung berubah sedikit tersenyum sendu.

"Mereka hanya salah paham sayang, nanti kalau kebenarannya udah jelas. Mereka pasti enggak bakal jahat lagi." Arisha mulai mengusap pucuk kepala Ova lembut. Dengan tangan Ova yang menggengam erat tangan Arisha.

"Tapi kapan ma?" tanya Ova, mata gadis kecil itu mulai menutup perlahan-lahan.

"Kalau Tuhan sudah menakdirkan sayang."

Kenangan yang indah bukan, andai mamanya masih di sini pasti Ova bakal sangat bahagia. Tapi, berandai pun percuma. Mamanya sudah tejang di sisi-Nya. Lagi pula kini tidak ada yang bisa menghina mamanya lagi.

Ova terlarut dalam lamunannya sampai tak menyadari ada seseorang yang memasuki apartemennya. Dia adalah Draco yang sedari tadi mengamati Ova. Sampai akhirnya laki-laki itu menaruh kedua tanganya di pembatas balkon Ova seperti sedang mengurung gadis itu.

"Eh, SI-" kaget Ova. Hampir saja Ova berteriak panik kalau Draco tidak mengeluarkan suaranya.

"Ini gue!" ujar Draco. Ova hendak berbalik dan melepaskan kurungan tangan Draco. Tapi siapa sangka Draco malah seperti memeluknya dari belakang.

"Kak!" ujar Ova. Gadis itu berusaha melepaskan Draco dari badannya.

"Shut... ada bintang jatuh tuh," tunjuk Draco. Ova pun langsung mengalihkan pandanganya. Ternyata dia dibohongi oleh Draco.

"Kakak bohong!" kesal Ova. "Bintang jatuhnya ada dipelukan gue," bisik Draco berhasil membuat wajah Ova memanas.

"Mama udah pulang?" tanya Ova.

Draco mengangguk saja, sebenarnya Mamanya itu tidak mau pulang sebelum mengajak Ova ke rumahnya. Tapi karena Draco yang membujuknya jadi wanita cantik berpangkat sebagai mama Draco itu mau pulang. Apalagi Edzard, pria itu sudah merengek minta pulang.

"Kak, jantung Ova suka aneh kalau deket-deket Kak Draco," ucap Ova jujur. Draco terkekeh, ternyata masih polos.

"Penyakit kali!" balas Draco. Ova menggeleng, "kalau penyakit kok kambuhnya pas ada Kak Draco sih?" tanya gadis itu.

"Lo suka sama gue Va?" tanya Draco melenceng dari topik utama. "Suka, kalau enggak suka kenapa Ova mau lama-lama sama Kak Draco."

"Ya udah jadi pacar gue kalau begitu," balas Draco. Ova tercengang dengan mata melotot lucu.

Dream Catcher & Black Shoes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang